Senin 27 Feb 2017 09:39 WIB

Layanan Kesehatan Program Utama LAZ

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Agung Sasongko
Pelayanan kesehatan, ilustrasi
Foto: Antara
Pelayanan kesehatan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Layanan kesehatan untuk kaum dhuafa telah menjadi salah satu program utama dari setiap lembaga amil zakat, infak, dan sedekah. Hal ini mereka lakukan dengan mendirikan sentra pelayanan kesehatan gratis berupa klinik, bahkan rumah sakit. Sentra pelayanan tersebut dibangun di berbagai daerah guna menjangkau dan merangkul lebih banyak kalangan dhuafa.

Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (Lazisnu), misalnya. Mereka telah memiliki program kesehatan khusus untuk para mustahik, termasuk kalangan yatim dan dhuafa. Realisasi dari program kesehatan ini adalah berupa pembangunan klinik-klinik kesehatan di berbagai daerah, antara lain di Sukabumi, Tangerang, Sragen, dan lainnya.

Direktur Fundraising Lazisnu Nur Rohman mengungkapkan, sejak dibentuk Lazisnu memang telah mencanangkan empat pilar program utama, yakni mencakup kesehatan, pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan kepedulian atau bencana alam. Khusus dalam bidang kesehatan, Nur mengatakan, program ini juga telah diamanatkan dan ditekankan dalam Muktamar Nahdlatul Ulama ke-33 di Jombang, Jawa Timur lalu.

Nur menerangkan, untuk program kesehatan, Lazisnu mengalokasikan dana sekitar 30 persen dari total dana yang berhasil dihimpun. "(Untuk) Kesehatan ini kita sisihkan sekitar 30 persen dari total dana yang berhasil dihimpun Lazisnu," ujarnya kepada Republika, Ahad (19/2).

Lazisnu menggunakan dana itu untuk membangun klinik-klinik kesehatan. "Jadi, untuk mustahik, yatim, dhuafa, yang membutuhkan pelayanan kesehatan, akan kami layani tanpa memungut biaya apa pun. Klinik ini terbuka untuk mereka semua yang membutuhkan," kata Nur menerangkan.

Selain membangun klinik, alokasi dana 30 persen dari total penghimpunan Lazisnu juga digunakan untuk membiayai pengobatan masyarakat di klinik lain atau rumah sakit setempat. Untuk jenis pelayanan ini, Nur mengatakan, Lazisnu menerapkan sistem atau prosedur keanggotaan serta menjalin kemitraan dengan klinik atau rumah sakit terkait.

"Jadi, nanti mereka (anggota pelayanan kesehatan klinik Lazisnu) dapat kartu. Sewaktu-waktu bila mereka berobat di klinik lain atau rumah sakit dan tak mampu membayar, kita yang akan membiayai. Misalnya, biaya pengobatannya dua juta, akan kita bayar dua juta," ujar Nur menjelaskan.

Menurut Nur, masyarakat tak mampu memang sangat membutuhkan program berupa pelayanan kesehatan gratis. Oleh sebab itu, Lazisnu berencana untuk membangun klinik-klinik kesehatan serupa di daerah-daerah lain di Indonesia. Rumah Zakat juga mengalokasikan dana sekitar 30 persen dari total penghimpunan untuk bidang pelayanan kesehatan masyarakat atau mustahik. Adapun nama program kesehatan yang diusung Rumah Zakat, yakni "Senyum Sehat".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement