Senin 27 Feb 2017 08:35 WIB

Misi Pertama Klinik Apung Tuhuleley

Klinik Apung Said Tuhuleley sandar di dermaga Islamic Center,Ambon, Maluku, Kamis (23/2).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Klinik Apung Said Tuhuleley sandar di dermaga Islamic Center,Ambon, Maluku, Kamis (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di Ambon pada 24 Februari 2017, Klinik Apung Tuhuleley menjalankan misi pertamanya dengan memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat di Kabupaten Maluku Tengah.

Berdasarkan siaran pers yang diberikan oleh Pengurus Pusat Muhammadiyah, Senin (27/3), klinik yang dinamai dengan nama mantan ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Muhammadiyah Said Tuhuleley itu telah berangkat dari dermaga Islamic Center Ambon menuju ke Pelabuhan Tulehu, Kabupaten Maluku Tengah, sekitar pukul 09.00 WIT.

Dari Pelabuhan Tulehu, kapal tersebut akan menyeberang ke Pulau Saparua dan Haruku untuk menjalankan misi kesehatan pertamanya.

Keberangkatan klinik apung tersebut membawa serta sedikitnya tiga dokter dari Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura, Cempaka Putih dan Pondok Kopi, juga lima perawat dan satu apoteker.

 

Direktur Utama Lembaga Zakat, Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) Andar Nubowo mengatakan, dalam misi pertamanya, Klinik Apung Tuhuleley akan memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat di Pulau Saparua dan Pulau Haruku.

"Bersama para dokter kita dari Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura, Cempaka Putih dan Pondok Kopi bergabung untuk melakukan aksi kesehatan pertama di Saparua dan Haruku," katanya.

Coorporate Relationship Director Lazismu Edi Surya mengatakan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan gratis itu, Klinik Apung Tuhuleley akan memberikan pemeriksaan kesehatan kepada sedikitnya 205 orang masyarakat di tiap titik kawasan persinggahan di Saparua dan Haruku.

Diharapkan dalam kegiatan tersebut akan semakin meningkatkan akses masyarakat kecil terhadap layanan kesehatan, dan meningkatkan pemahaman tentang arti hidup sehat. "Semoga pelayanan kesehatan ini semakin meningkatkan pemahaman masyarakat terpencil tentang arti hidup sehat," tandasnya.

Said Tuhuleley adalah salah satu petinggi Muhammadiyah yang lahir di desa Kulur, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, dan meninggal dunia di Yogyakarta pada 9 Juni 2015. Semasa hidupnya, Said berperan besar dalam pengembangan MPM. Selama berkiprah di Muhammadiyah, almarhum banyak mengajak ahli-ahli pertanian untuk membimbing petani meningkatkan produksinya dengan biaya murah.

Selain menjadi ketua MPM, Said juga pernah menjabat sebagai sekretaris Majelis Pendidikan Tinggi Muhammadiyah yang mengelola seluruh perguruan tinggi Muhammadiyah di Indonesia. Ia juga merupakan orang pertama yang dianugerahi gelar kehormatan doktor honoris causa oleh Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), pada 19 Desember 2014.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement