Jumat 20 Jan 2017 05:15 WIB

Pemerintah Apresiasi Peta Kemiskinan Dompet Dhuafa dan Ideas

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Penurunan angka kemiskinan mengalami pelambatan
Foto: Pandega/Republika
Penurunan angka kemiskinan mengalami pelambatan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dompet Dhuafa dan Indonesia Development and Islamic Studies (Ideas) telah meluncurkan buku Peta Kemiskinan 2017. Pembuatan peta itu pun mendapat apresiasi dari Kementerian Sosial, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

"Kita memberikan mengapresiasi tinggi, dan berharap buku itu jadi sumber informasi pegiat penanganan kemiskinan," kata Andi saat memberi sambutan peresmikan peluncuran Peta Kemiskinan 2017, Kamis (19/1).

Ia melihat, buku itu telah memotret upaya-upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia, dan turut memberi intervensi demi adanya keberpihakan kepada penanggulangan kemiskinan. Andi meminta, buku Peta Kemiskinan 2017 itu dijadikan referensi, demi dilakukannya penelitian kemiskinan lanjutan.

Andi menekankan, perlu ada keberpihakan yang tidak sekadar janji manis, melainkan benar-benar berpihak kepada orang miskin. Karenanya, ia mengajak siapa saja bersama Kementerian Sosial untuk menjalankan perannya masing-masing, untuk bisa memperjuangkan pembagian kemakmuran bagi orang miskin.

"Cuma ada beberapa persen orang kaya yang menguasai kue ekonomi di Indonesia, ini harus diperjuangkan supaya ada keseimbangan," ujar Andi yang mewakili ketidakhadiran Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.

Senada, Kasubdid Kemiskinan dan Perlindungan Sosial Bappenas, Moris Nuazimi, turut mengapresiasi usaha dari pembuatan Peta Kemiskinan sebagai kontribusi bagi bangsa. Tapi, ia menegaskan jika ada banyak aspek berkontribusi atas kemiskinan, tidak terkecuali sifat konsumtif masyarakat atas teknologi.

"Gadget jadi salah satu faktor, dan kita turut menjadi aktor dari pemiskinan yang ada," ujar Moris.

Untuk itu, ia mengajak masyarakat agar berhati-hati atas sifat konsumtif yang ada di dalamdiri, yang kerap mengalihkan dunia terutama kepedulian terhadap sesama. Menurut Moris, kemajuan teknologi tidak melulu diartikan meninggalkan kebiasaan lama, yang seharusnya bisa dipadukan dengan baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement