Kamis 12 Jan 2017 10:00 WIB

BAZIS DKI Tambah Alokasi Program Bedah Rumah

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Bedah rumah warga miskin
Foto: Republika/Aditya Pradana
Bedah rumah warga miskin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BAZIS DKI Jakarta berencana menambah alokasi Program Bedah Rumah dari Rp 30 juta per rumah menjadi Rp 40 juta per rumah.

Kepala Bidang Pengumpulan BAZIS Provinsi DKI Jakarta, R. Djumhana mengatakan, program-program BAZIS DKI Jakarta dibuat beriringan dengan program pemerintah daerah sehingga bisa saling melengkapi. Tiga tahun terakhir ini BAZIS DKI Jakarta memiliki Program Bedah Rumah dimana tiap tahun ada satu rumah di tiap kelurahan yang dibedah atau 265 rumah per tahunnya.

Besaran bantuan yang disalurkan untuk bedah rumah sebesar Rp 30 juta per rumah. Pada tahun ini, bantuan bedah rumah menjadi Rp 40 juta per rumah. ''Bila dalam proses dana kurang, biasanya lurah dan RT yang akan mengkoordinasikan bantuan dari warga,'' kata Djumhana di Kantor BAZIS DKI Jakarta, Rabu (11/1).

Rumah yang dibedah adalah rumah tidak sehat menjadi rumah yang lebih laik. Syarat rumah yang dibedah antara lain rumah milik sendiri, direkomendasikan kelurahan sebagai rumah yang memang harus dibedah, dan tidak terletak di area yang tidak seharusnya.

''Kami sedang bekerja sama dengan perusahaan asuransi syariah Asyki. Nanti, rumah yang sudah selesai dibangun akan diasuransikan menggunakan asuransi syariah hasil kerja sama BAZIS DKI Jakarta dengan Asyki,'' kata Djumhana.

BAZIS DKI Jakarta tidak menutup mata besarnya potensi kerusakan rumah di DKI Jakarta akibat kebakaran. Apalagi, permukiman warga di beberapa wilayah DKI Jakarta terbilang padat sehingga kebakaran satu rumah rawan merambat ke rumah lainnya.

Selain itu, BAZIS DKI Jakarta tetap menjalankan lima program penyaluran zakat, infak, dan sedekah (ZIS) ke lima program yakni Program Jakarta Mandiri, Jakarta Cerdas, Jakarta Sejahtera, Jakarta peduli, dan Jakarta Sadar Zakat.

Pada Program Jakarta Cerdas, BAZIS DKI Jakarta menyasar sekolah-sekolah, pelajar, santri, dan mahasiswa yang belum menerina bantuan program Jakarta Pintar seperti bantuan SPP bagi siswa sekolah dan madrasah dan beasiswa bagi mahasiswa dhuafa. Beasiswa bagi pelajar sebesar Rp 350 ribu per bulan selama setahun dan untuk mahasiswa Rp 500 ribu per bulan hingga selesai kuliah.

''Semua bantuan ini non tunai dan tercatat. Tiap tahun, bantuan pendidikan ini dievaluasi ketepatsasarannya,'' kata Djumhana.

Mereka yang mendapat beasiswa adalah siswa atau mahasiswa yang direkomendasikan kepala sekolah atau kampusnya. Kebanyakan persoalan pada siswa adalah tunggakan SPP menjelang masa ujian sekolah.

BAZIS DKI Jakarta juga punya program bantuan pendidikan untuk guru PAUD. Guru-guru PAUD yang belum lulus S1 disekolahkan kembali hingga lulus S1. Hingga saat ini penerima manfaat program pendidikan bagi guru PAUD ini sudah sekitar 250 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement