Rabu 27 Jul 2016 16:45 WIB

Baznas Banyumas Targetkan Penerimaan Rp 6 M

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas sedang melayani pembayar zakat di Baznas, Jakarta, Rabu (1/4).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Petugas sedang melayani pembayar zakat di Baznas, Jakarta, Rabu (1/4).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Banyumas menargetkan penerimaan zakat infaq dan sodakoh cukup besar pada tahun 2016 ini. Ketua I Baznas Banyumas, H Umar, menyatakan pihaknya menargetkan penerimaan sebesar Rp 6 miliar. "Jumlah ini meningkat cukup besar dibanding realisasi penerimaan tahun 2015," ujar dia saat sosialisasi keberadaan Baznas Banyumas di jajaran PNS lingkup Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas di pendopo Setda Banyumas, Rabu (27/7).

Umar mengatakan, pada tahun 2015 menargetkan penerimaan sebesar Rp 2,5 miliar. Dari target tersebut, realisasinya ternyata bisa jauh melebihi dengan keseluruhan penerimaan mencapai Rp 3,8 miliar.

Dari jumlah tersebut, Umar menyebutkan, penerimaan terbesar berasal dari jajaran kantor Kementrian Agama Kabupaten Banyumas sebesar Rp 1 miliar, jajaran Dinas Pendidikan Rp 800 juta, Polres Rp 400 juta, restoran Sambel Layah Rroup Rp 200 juta, dan sumber lainnya.

Berkaitan dengan target penerimaan yang cukup besar ini, dia menyatakan pihaknya akan terus menggencarkan sosialisasi keberadaan Baznas pada masyarakat. Dia juga mengaku optimistis bahwa target penerimaan zakat, infaq dan shodakoh dari warga Banyumas akan tercapai, karena realisasi penerimaan saat ini sudah cukup besar.

Umar juga menjelaskan, dana zakat, infaq dan shodakoh yang diperoleh dari masyarakat Banyumas,  disalurkan pada mustahiq (penerima zakat) setiap tiga bulan sekali. Termasuk juga bila terjadi kejadian luar biasa, Baznas juga selalu turun tangan membantu korban.

"Selain itu zakat juga disalurkan untuk peningkatan ekonomi. Seperti saat ini, Baznas sedang melakukan uji coba program jajan sehat untuk anak-anak sekolah dengan mendirikan kantin di SDN Locongdong dan MTs di Cilongok. Kantin itu dikelola oleh orang miskin, termasuk penjaga dan guru non PNS,'' terangnya.

Apabila uji coba ini berhasil diharapkan semua sekolah ada kantin sehat yang keuntungannya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat miskin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement