Rabu 13 Jul 2016 09:36 WIB

Bazma Pertamina Bantu Rehab Rumah Korban Longsor di Banjarnegara

Bazma Pertamina memberikan bantuan untuk korban longsor di Banjarnegara dan Purworejo.
Foto: Bazma pertamina
Bazma Pertamina memberikan bantuan untuk korban longsor di Banjarnegara dan Purworejo.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA - Pertamina memberikan bantuan pendanaan rehabilitasi rumah warga yang rusak parah akibat bencana alam yang telah terjadi di sejumlah kabupaten di Jawa Tengah. Pemberian bantuan dana itu dimotori oleh Baituzzakah Pertamina (Bazma) dan Pertamina Peduli RU IV Cilacap.

"Memang tidak banyak, tapi harapannya bisa digunakan untuk mengover pendanaan rehabilitasi rumah korban bencana," kata Ketua Pelaksana Bazma Pertamina Pusat, Sukendar.

Penyerahan simbolik dilakukan Senin (11/7) di Kantor Desa Gumelem Kulon, Kecamatan Susukan, Banjarnegara. Selain di Gumelem Kulon, bantuan juga diberikan kepada korban bencana longsor di Kabupaten Purworejo. Bantuan berupa uang Rp 115 juta dari Bazma, Rp 32,5 juta dari Pertamina Peduli RU IV, paket buku tulis dan alat tulis serta pakaian.

Di Gumelem Kulon, Bazma menargetkan bisa membantu rehabilitasi empat rumah. Bazma Pertamina sengaja memberikan perhatian pada penanganan pasca bencana sebab bantuan sudah banyak yang berupa konsumsi dan pakaian. "Pengaturan dananya, kami serahkan ke pemerintah desa saja, yang mengetahui detail kebutuhan," kata Sukendar

 

Kepada perwakilan Bazma Pertamina, Kepala Desa Gumelem Kulon, Arief Machbub mengatakan penganganan pascabencana juga penting untuk para korban. Dia memastikan bantuan akan disalurkan sebaik-baiknya. Posko Bencana juga terus memberikan informasi bantuan secara transparan.

"Informasi juga akan kami pampang, biar warga bisa melihat secara langsung," kata Arief.

Penanganan bencana alam di Gumelem Kulon masih berlangsung. Juli ini, diharapkan penanganan bisa lebih optimal. Dengan hujan yang masih terus mengguyur, Arief berpendapat, longsor masih mengancam warga Gumelem Kulon. Namun, tetap saja, warga enggan direlokasi. Sebab, di sanalah kehidupan masyarakat berada. Masyarakat umumnya bekerja sebagai penderes gula.

 "Lokasi bencana hanya bisa diakses menggunakan sepeda motor. Karena jalur pegunungan," kata Arief.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement