Rabu 03 Feb 2016 12:07 WIB

Kondisi Ekonomi Melemah Jadi Momentum Masyarakat Berzakat

Rep: c23/ Red: Damanhuri Zuhri
 Petugas sedang melayani pembayar zakat di kantor Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Jakarta.
Foto: Republika/Prayogi
Petugas sedang melayani pembayar zakat di kantor Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – CEO Rumah Zakat Nur Efendi mengungkapkan pada akhir 2015 lalu, lembaga zakatnya membukukan kenaikan penghimpunan dana sebesar 25 persen.

Menurutnya, hal tersebut menjadi bukti di tengah kondisi ekonomi nasional yang tengah melemah, minat masyarakat untuk saling berbagi kepada sesama tetap subur.

Efendi menilai, meskipun kondisi ekonomi sedang goyah, namun masyarakat melihat gejala tersebut sebagai momentum untuk menguatkan pondasi perekonomian mereka dengan cara berzakat.

“Karena mereka punya keyakinan, dengan mengeluarkan zakat atau berbagai, itu justru akan menguatkan ekonomi mereka. Jadi sebetulnya sebaliknya ini logikanya, luar biasa,” tuturnya pada Republika, Rabu (3/1).

Ia mengaku, sempat memantau pertumbuhan himpunan dana tersebut ke lembaga amil zakat lainnya. “Nampaknya juga sama. Jadi rata-rata, teman-teman lembaga amil zakat yang lain juga tumbuh semuanya,” ujar Efendi.

Menurutnya, fenomena meningkatnya jumlah himpunan dana di sejumlah lembaga amil zakat menjadi tanda bahwa keyakinan masyarakat untuk berzakat terus tumbuh dan berkembang. Pendapatnya merasa diperkuat karena situasi ekonomi nasional memang sedang melemah.

Selain itu, meningkatnya jumlah himpunan dana di lembaga-lembaga zakat juga menjadi tanda bahwa kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan kehiudpan sekitar semakin kuat. “Pada sisi lain, mereka sangat peduli pada kehidupan sekitar. Ini sebenarnya menjadi dorongan juga (berzakat),” ucap Efendi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement