Kamis 28 Jan 2016 23:00 WIB

Miftahul Khair 45 Tahun Bina Anak Yatim

Anak Yatim
Foto: Prayogi/Republika
Anak Yatim

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR --  Panti Asuhan Miftahul Khair di Makassar, Sulawesi Selatan, sudah memasuki 45 tahun mendampingi dan menghidupi anak yatim piatu dari berbagai daerah di Indonesia. "Anak-anak binaan kami selain dari Sulawesi Selatan, juga ada yang dari Nusa Tenggara Timur (NTT)," kata pengelola Panti Asuhan Miftahul Khair Hj Hipmiah di Makassar, Kamis (28/1).

Menurut dia, saat ini membina 60 anak yang bersekolah di bangku Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas di Makassar. Sebelumnya membina 90 orang anak yatim piatu pada 2014. Namun ketika itu, harus terusir dari tempat yang lama, karena cucu si pemberi wakaf menjual lahan yang telah diwakafkan untuk panti pada pengusaha kendaraan roda dua yang ternama di Makassar.

"Ketika itu, bertepatan bulan suci Ramadhan dan kami harus keluar dari rumah panti. Belum mendapat tempat, jadi kami terpaksa memasang tenda di kawasan pemakaman dekat panti," tutur perempuan paruh baya itu mengenang perjuangannya bersama anak-anak asuhnya.

Syukurlah, ada tetangga yang bersedia ditempati sementara oleh puluhan anak panti, sambil menunggu tempat baru untuk bernaung. Tak lama berselang, lanjut dia, dia bersama anak pantinya diminta pengajian di rumah salah seorang pengusaha yang kini istrinya menjabat sebagai rektor perguruan tinggi ternama di Makassar.

Atas perantaraan bu rektor itu, Hipmiah akhirnya mendapatkan lahan dan rumah dari seorang donatur. Namun karena masih ada sangkut pautnya dengan teman "kongsinya", piahk panti diminta menebus rumah itu sebesar Rp150 juta.

Berkat bantuan lobi dari dosen Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin (Unhas) itu akhirnya disepakati membayar separuhnya saja atau Rp75 juta.

"Para donatur tetap kami yang mengetahui permasalahan kami, akhirnya urunan, termasuk mendapatkan bantuan dermawan yang datang tak terduga dari Amanah Finance dan sisa saldo yayasan dikumpul untuk memenuhi permintaan pihak yang mempersengketakan lokasi panti yang baru di Jalan Pelita, Makassar," ujarnya.

Dia mengatakan, meski tidak mendapat bantuan dari Dinas Sosial setempat lagi, dia bertekad panti yang dikelola alamrhumah Hj Salma -- ibu dari Hipmiah -- sejak 1 Agustus 1971 ini, harus tetap memperjuangkan kehidupan anak-anak yatim piatu yang dibinanya.

"Ini adalah amanah dari almarhumah, saya sebagai anaknya hanya melanjutkan saja," katanya dengan mata berkaca-kaca.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement