Kamis 16 Apr 2015 10:33 WIB

Peneliti: Ormas Islam dan LAZ Kurang Perhatikan Pemberdayaan Perempuan

Rep: c 13/ Red: Indah Wulandari
Seminar Pemberdayaan Perempuan di Berau, Kalimantan Timur.
Foto: ROL/Ririn Liechtiana
Seminar Pemberdayaan Perempuan di Berau, Kalimantan Timur.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sejumlah ormas Islam dan lembaga amil zakat (LAZ) di Indonesia dinilai belum secara keseluruhan memaksimalkan pemberdayaan ekonomi terhadap perempuan.

“Baru sedikit ormas memperhatikan pemberdayaan ekonomi perempuan,” ungkap peneliti zakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dr Amelia Fauziah, Kamis (16/4).

Selain ormas Islam, Amelia juga menilai organisasi amal zakat belum terlalu maksimal dan serius memberdayakan ekonomi perempuan.

Menurutnya, ihwal pemberdayaan ini terpaksa kalah dengan program jangka pendek mereka. Sebab, ada anggapan sektor tersebut kurang prioritasnya dibanding kegiatan lain yang dianggap memiliki orientasi ibadah.

Padahal, ujar Amelia, pemberdayaan ekonomi terhadap perempuan sangat penting. Penyebabnya, karena pemberdayaan dan pendidikan menjadi wilayah darurat.

Maksudnya, lanjut dia, perempuan secara tidak langsung selalu berkenaan dengan memperbaiki spiritualitas anak-anak dan keluarga. 

“Karena selama ini, baik anak-anak dan keluarga merupakan wilayah domestik yang berkaitan erat dengan perempuan,” ujar Amelia.

Amelia juga mengaku sudah ada beberapa ormas Islam besar yang sudah cukup baik memberdayakan perempuan.

Menurutnya, sudah ada beberapa ormas yang cukup maju dalam memberdayakan perempuan. Ia menegaskan, program-program yang dilakukan sejumlah ormas itu sudah sepantasnya mendapat dana zakat.

“Sehingga mereka bisa lebih memaksimalkan dalam pemberdayaan tersebut,” tambahnya.

Sebelumnya, Gerakan Perempuan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (GP ICMI) menilai sejumlah ormas Islam di Indonesia belum maksimal memberdayakan ekonomi perempuan.

Menurutnya, pemberdayaan-pemberdayaan yang dilakukan ormas Islam masih perlu ditingkatkan dari berbagai aspek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement