Kamis 27 Nov 2014 16:06 WIB

Iyan Rela Jual Ginjal untuk Berobat Keponakan

Kesya Aprilia (4 bulan)
Foto: BWA
Kesya Aprilia (4 bulan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- “Pak tolong bantu ponakan saya…tolong carikan bantuan, saya mau ginjal saya untuk biayai ponakan saya Pak. Tolong tawarin ke yang lain,” ungkap Iyan Suhendri (35 tahun), paman kesya, sambil berderai air mata kepada Herwin (44 tahun), salah satu tetangganya, Rabu (26/11) di Kampung Pelaukan, Desa Karang Rahayu, Kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Herwin yang biasa membantu warga berobat senyum-senyum campur sedih mendengar permohonan tetangganya yang memelas tersebut, lalu pada siang itu juga mengajak Iyan menghubungi Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA).

Keponakan Iyan, Kesya Aprilia (4 bulan) menderita diare serius yang perlu perawatan intensif di rumah sakit. Awalnya, pada Kamis, 20 Nopember Kesya muntah-muntah dan buang air besar (muntaber). Ibunya Kesya, Ida Farida (39 tahun) hendak membawa ke klinik namun urung lantaran tidak punya uang pegangan. Ida pun mengobati Kesya dengan memberikan air daun jambu. Keesokan harinya, bayi yang belum genap empat bulan tersebut berhenti muntaber.

Namun pada Sabtu pukul 04.00 WIB, badan Kesya kaku, nafasnya sesak, matanya melotot. Panik melihat anaknya seperti itu, Ida menghubungi Iyan. Kakak adik tersebut segera membawa Kesya ke klinik terdekat dengan sepeda motor Iyan. Maklumlah semenjak bayi itu lahir, suami Ida, Asim, pergi dari rumah tanpa alasan yang jelas.

Pihak klinik Centra Medika angkat tangan, karena kondisi Kesya yang sudah sangat kritis. Akhirnya tanpa berfikir panjang dengan sepeda motornya itu. Mereka membawa Kesya ke rumah sakit Citra Medika Bekasi. Pada subuh itu juga, Kesya langsung masuk UGD.

Namun Kesya tidak dapat dirawat lebih lanjut ke ruang ICU sebelum ada uang DP Rp 3 juta. Mendengar nominal uang yang begitu besar, Iyan dan Ida pun terhenyak. Iyan lalu pulang meminta tolong tetangga.  “Dari kolekan para tetangga, saya dapat 3 juta, alhamduliliah,” kata Iyan.

Untuk menghindari biaya yang semakin membengkak, pada Senin, Iyan meminta pihak rumah sakit memindahkan Kesya ke ruang perawatan biasa. “Silahkan saja Pak, namun jika terjadi sesuatu kami tidak bertanggung jawab,” jawab pihak rumah sakit. Benar saja, baru sehari di ruang perawatan, Kesya koma lagi lalu dokter mengambil tindakan cepat dengan kembali memasukan Kesya ke Ruang ICU.

Saat ini, Kesya masih menjalani perawatan  intensif di ruang ICU. Ida yang buruh cuci dan Iyan  yang buruh bengkel bingung tujuh keliling untuk menutupi biayanya sehingga tercetuslah ide di benak Iyan untuk menjual salah satu ginjalnya.

Untuk meringankan beban hidup keluarga Kesya dan mencegah Iyan menjual ginjalnya, melalui program Zakat Peer to Peer (ZPP), Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) berencana memberikan bantuan Rp 25.700.000,-. Tentu saja biayanya dikumpulkan dari zakat mal (dan donasi) Anda semua. Sehingga Kesya kembali sehat dan kita semua mendapatkan pahala dari Allah SWT. Aamiin.

Bantu Iyan menebus biaya berobat #Kesya. Klik >> http://goo.gl/IUYNLI

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement