Jumat 28 Sep 2012 10:20 WIB

Penipu Incar Jamaah Lansia di Masjid Nabawi

Jamaah Haji Lansia
Foto: Republika/M Subarkah
Jamaah Haji Lansia

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH---Dua orang jamaah haji berusia lanjut menjadi korban penipuan di sekitar areal Masjid Nabawi, Madinah. Seperti diungkapkan oleh Kepala Pengamanan Misi Haji Indonesia Daerah Kerja Madinah, Letkol (Mar) Payumi, korban yang terakhir kali ditemukan adalah dua jamaah pria asal Lombok, NTB.

Wartawan Republika Online, Endah Hapsari dari Madinah melaporkan, jamaah pertama yang berusia sekitar 65 tahun itu tertipu dua pria berlogat Lombok yang berlagak menanyakan alamat teman yang menginap di pemondokan Lukluk Mubarak. Kebetulan, sang jamaah juga menginap di hotel tersebut. Kedua pria itu kemudian meminta izin melihat tanda pengenalnya.

Karena tak curiga, dia pun membuka tas dan memperlihatkan tanda pengenal serta peta hotel. Saat itulah salah satu pelaku beraksi. Dengan cepat, mereka mengambil uang di tas korban. Untung saat itu yang diambil hanya senilai 160 riyal atau sekitar Rp 400 ribu.

Namun, nasib jamaah kedua lebih mengenaskan lagi. Ketika pulang dari shalat Isya di Nabawi dan berjalan pulang, pria berusia 61 tahun tersebut ditemui oleh dua pelaku yang juga berlogat Lombok. Saat itu, pelaku mengajak korban naik ke mobil dan berpura-pura ingin mengantarkannya ke Lukluk Mubarak. Namun begitu naik mobil, dua pelaku kemudian merampas uang korban senilai 1.450 riyal atau sekitar Rp 4,2 juta.

''Melihat modus mereka beroperasi, pelaku tampaknya orang yang sama. Mereka kemungkinan juga berasal dari Lombok karena logat dan korban yang dipilih adalah Lombok juga,'' jelas Payumi.

Payumi berharap, para jamaah tidak memisahkan diri atau tetap berkelompok ketika bepergian, baik saat ke masjid, belanja ataupun ziarah. Terlebih korban yang diincar adalah para calon haji yang sudah tua dan berjalan sendirian.

Dengan berkelompok, pelaku tak akan berani beraksi. Dia juga berharap para jamaah yang lebih muda untuk bersikap solider dengan terus membantu calhaj yang lebih tua.

Jangan sampai calhaj yang sudah tua justru ditinggal dengan alasan lamban. ''Kalau calhaj tetap berkelompok, pelaku tidak akan berani beraksi. Pelaku ini selalu mengincar jamaah tua yang sendirian,'' tambah Payumi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement