Senin 09 May 2011 17:29 WIB

Al-Bara, Kota Mati di Tanah Bani Umayyah

Red: cr01
Al-Bara, Kota Mati, pernah jadi rebutan beragam perdaban.
Foto: travelpod.com
Al-Bara, Kota Mati, pernah jadi rebutan beragam perdaban.

REPUBLIKA.CO.ID, Selain Masjid Agung Damaskus atau Masjid Umayyah (Umawi), tujuan wisata menarik lainnya di Syria atau Suriah adalah kota Al-Bara. Kawasan ini disebut Kota Mati, kadang juga disebut Kota Berhantu peninggalan Byzantium.

Al-Bara atau Bara adalah "Kota Mati" paling luas di utara Suriah dan merupakan salah satu tempat terakhir yang ditinggalkan penghuninya. Kawasan ini dulunya merupakan benteng Kristen Timur sampai kedatangan Tentara Salib pada abad ke-11.

Al-Bara terletak di Jebel Riha, sekitar 65 kilometer ke utara dari kota Hama dan sekitar 80 kilometer ke barat daya dari kota Aleppo. Dulunya kawasan ini merupakan pemukiman yang didirikan pada abad ke-4, pada jalur perdagangan penting antara Antiokhia dan Apamea. Karena lokasi dan kondisinya yang sangat baik untuk menghasilkan anggur dan minyak zaitun, maka kawasan ini berkembang pada abad ke-5 dan 6.

Ketika Muslim menaklukkan wilayah ini dan rute perdagangan terganggu serta Kota Mati lainnya ditinggalkan, Bara tetap dihuni. Sebagian besar oleh penduduk Kristen, dan bahkan menjadi kota bawahan keuskupan Antiokhia.

Pada 1098 Bara ditaklukkan oleh tentara Salib—dari sini kemudian mereka melakukan pembantaian kanibalistik Ma'arat Al-Numan yang terkenal—yang dipimpin oleh Raymond de Saint-Gilles.

Pada 1123 kota ini direbut kembali oleh umat Islam yang membangun sebuah benteng kecil. Kemudian pada abad ke-12, setelah gempa besar menghancurkan sebagian wilayah, kota ini ditinggalkan.

Kemudian, pada awal abad ke-20, sebuah desa modern dengan nama yang sama muncul di dekat lokasi kota kuno dan hingga hari ini telah berkembang menjadi sebuah kota kecil.

Puing dan reruntuhan merupakan bagian terluas dari Kota Mati ini, tersebar di antara ladang anggur dan kebun zaitun. Di antara sisa-sisa reruntuhan masih terdapat berbagai villa besar, biara, dan bekas gereja Bizantium.

Struktur yang paling mencolok adalah sepasang makam piramida, berdiri kokoh sekitar 200 meter di tempat agak terpisah. Makam monumental ini dihiasi ukiran daun acanthus, yang menegaskan kekayaan kota ini pada satu waktu di masa lampau. Selain piramida, masih terdapat beberapa sarkofagus yang disegel dan dihiasi.

Dengan mengunjungi Al-Bara, sedikit tidak akan mengingatkan kita akan masa keemasan Islam ketika Daulah Umayyah berkuasa, di mana mereka dapat menyebarkan Islam hingga ke benua Eropa.

sumber : Dari berbagai sumber
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement