Jumat 18 Aug 2017 15:52 WIB

Anak Juara Binaan RZ Mainkan Lagu Nasional dengan Angklung

Rep: Muhyiddin/ Red: Dwi Murdaningsih
Puluhan anak juara binaan Rumah Zakat memainkan angklung dengan irama lagu nasional dalam acara Indonesia CSR Exhibition 2017 di Kartika Expo, Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (18/8) pagi.
Foto: republika/muhyidin
Puluhan anak juara binaan Rumah Zakat memainkan angklung dengan irama lagu nasional dalam acara Indonesia CSR Exhibition 2017 di Kartika Expo, Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (18/8) pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan anak juara binaan Rumah Zakat memainkan angklung dengan irama lagu nasional dalam acara Indonesia CSR Exhibition 2017 di Kartika Expo, Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (18/8) pagi. Setidaknya ada 45 anak yang tampil memainkan alat tradisional tersebut dengan dipandu oleh seorang instruktur, Diki Gustian (23).

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, pemain anklung anak juara binaan RZ ini doniminasi oleh anak perempuan. Secara seragam, anak-anak itu mengenakan baju batik sambil menenteng anklung padaeng.

Selain angklung, anak-anak tersebut juga menggunakan sejumlah alat musik modern seperti gitar, drum, dan juga kontrabass, serta alat musik gambang yang terbuat dari anklung. Lagu pertama yang dibawakan oleh anak-anak itu adalah Rayuan Pulau Kelapa dari Ismail Marzuki.

Selain menyanyikan lagu nasional tersebut, anak-anak itu juga menampilkan permainan angklung berirama lagu berjudul Mimpi ciptaan Anggun, Rumah Kita yang dibawakan Godbless, dan lagu berjudul Cinta Nusa.

Sebagai pelatih anak-anak tersebut, Diki Gustian mengatakan bahwa anak didiknya itu merupakan anak asuh dari Rumah Zakat Bandung. Sejak berdiri 2006, menurut dia, anak-anak tersebut sudah menjuarai perlombaan dalam berbagai festival tingkat nasional.

"Kami sudah banyak juara di berbagai macam lomba. Eventnya nasional," ujarnya saat ditemui di sela-sela acara.

Diki sendiri juga merupakan anak didik Rumah Zakat Bandung. Ia mulai belajar anklung sejak kelas dua SMP, sehingga bisa mengajari adik-adik angkatannya tersebut sejak 2010 silam. "Anklung ini kan tergolong dari alat musik tradisional tentu dipengaruhi oleh budaya-budaya dulu, lekat dengan budaya-budaya Sunda dulu," ucap pria asal Bandung ini.

Ia melanjutkan, permainan musik angklung tidak akan bisa maju tidak membukan diri terhadap perkembangan teknologi. Karena itu, kata dia, anak-anak Rumah Zakat itu mencoba mengkolaborasikan dengan sejumlah alat musik modern.  

"Jadi harapan saya sih dari angklung itu kita akan tetus mengembangkan diri dan mengikuti zaman. Tadi kan kita sudah mulai pakai alat musik yang non tradisional," kata Diki.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement