Kamis 20 Jul 2017 19:37 WIB

Rumah Zakat Bina 5.000 UKM

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Kelompok bersama desa binaan Rumah Zakat di Cilacap.
Foto: Rumah zakat
Kelompok bersama desa binaan Rumah Zakat di Cilacap.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Zakat Rumah Zakat terus fokus pada program pengentasan kemiskinan terintegrasi termasuk melalui penguatan UKM. Sasaran UKM utama Rumah Zakat adalah pedesaan mengingat warga miskin pedesaan besar jumlahnya.

CEO Rumah Zakat Nur Efendi menjelaskan, pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan UKM sangat berkaitan erat. Mengutip data Data BPS terbaru, jumlah warga miskin per September 2016 mencapai 27,76 juta orang atau 10,7 persen. Dari total itu, 17 jutanya berada di desa.

Penyaluran dana zakat, infak, dan sedekah oleh Rumah Zakat disalurkan dalam program terintegrasi kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan ekonomi. Salah satunya adalah program Bisa Berdaya yang fokus ke desa. Hingga Juni 2017 ada sekitar 5.000 UKM binaan yang didampingi Rumah Zakat.

Melihat juga data-data sebelumnya, Rumah Zakat fokus di desa untuk mengentaskan kemiskinan dan di untuk menekan angka pengangguran. Rumah Zakat bertekad bisa mengurangi satu persen warga miskin tiap tahun.

Mengutip BPS, Nur Efendi mengatakan untuk jadi negara maju, porsi pengusaha di Idonesia harus 10 persen dan saat ini porsi pengusaha di Indonesia sudah 3,1 persen. Melihat data, 95 persen tenaga kerja pun terserap di UKM.

''Dengan begitu, Rumah Zakat yakin penguatan citra produk UKM akan berkontribusi besar mengurangi kemiskinan dan menjadikan Indonesia hebat,'' kata Nur Efendi dalam temu media Rumah Zakat bersama DM ID di kawasan Senayan, Kamis (20/7).

Sejauh ini, sudah 200 pelaku UKM binaan yang merasakan pelatihan penguatan citra produk bersama DM ID di Bandung dan Jakarta. Pelatihan yang disebut Sekolah UKM itu diikuti perwakilan UKM binaan Rumah Zakat dari berbagai daerah.

''Mereka merasakan makin percaya diri dengan keunggulan produk yang mereka punya. Karena yang penting adalah pola pikir bahwa produk mereka mampu bersaing di lokal maupu internasional,'' kata Nur Efendi.

Per Juni 2017, sudah ada 3.844 UKM mandiri jadi berdaya dari 5.000 yang didampingi. Bahkan ada produk yang sudah masuk ke jaringan ritel besar. Rumah Zakat sendiri ingin semua UKM binaanya bisa berdaya.

Selain itu, Rumah Zakat juga mengupayakan akses pasar untuk UKM binaanya. Sebagian besar UKM binaan mereka merupakan produsen makanan dan beberapa di antaranya sudah masuk ke jaringan ritel besar.

Penjualan langsung daring pun berjalan. Apalagi Rumah Zakat sudah bekerja sama dengan satu laman jual beli daring nasional dan sebuah perusahaan telko. Penjualan melalui media sosial juga Rumah Zakat nilai optimal dan efektif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement