Senin 17 Apr 2017 17:31 WIB

RZ Hadir untuk Sunaryo, Pengrajin Parasut Mainan

RZ Hadir untuk Sunaryo, Pengrajin Parasut Mainan
RZ Hadir untuk Sunaryo, Pengrajin Parasut Mainan

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Relawan Nusantara Jakarta Timur melaksanakan Program BnB (Borong & Berbagi) yang berlokasi di CFD Bundaran Hotel Indonesia. Di tengah berkembangnya teknologi internet, masih ada orang yang menyambung hidupnya dengan membuat mainan sederhana seperti parasut. Adalah Sunaryo penjual parasut mainan yang terbuat dari bahan kantung plastik kresek yang ditambal dengan beberapa kombinasi warna. Uniknya, dalam parasut tersebut dipasangkan sebuah robot laksana prajurit yang siap beraksi. Hal tersebut ia lakukan karena cita-cita Suryono pada waktu kecil ingin menjadi bagian angkatan bersenjata dan membela tanah air.

Semangat Sunaryo untuk bertahan hidup di ibukota memberikan inspirasi tersendiri bagi kita semua. Harga mainan dari hasil kreasinya tersebut dijual mulai dari Rp. 15.000 – Rp. 25.000. Penghasilan yang ia dapatkan tidak menentu, bahkan terkadang tidak mencukupi kebutuhan hidupnya. Sunaryo memiliki 5 orang anak, 3 diantaranya sudah menikah dan tidak menetap bersama. Ia masih mempunyai tanggungan pendidikan, anak bungsunya masih berada di kelas 6 SD.

Ketika masih muda, Sunaryo berjualan dengan berkeliling kota Jakarta Selatan dengan menaiki angkutan umum, namun saat ini kondisi ia tidak memungkinkan dikarenakan usianya yang sudah tak muda lagi. Laki-laki paruh baya yang tinggal di pemukiman padat penduduk, Jalan Bangka Buntu 7 Mampang, Jakarta Selatan ini, divonis dokter menderita sakit paru-paru. "Saya udah nggak kuat dek kalau jualan jauh,  udah sering ngos-ngosan, minum obat terus sebulan ini. Rawat jalan karena paru-paru saya bermasalah dek" ungkap Sunaryo yang juga pernah berjuang dalam memperebutkan kemerdekaan, dalam siaran pers yang diterima Republika, Senin (17/4).

Saat menggalang aksi dana untuk Somalia di CFD Jakarta, para relawan tidak sengaja bertemu dengan Sunaryo, Minggu (26/03). Namun, ketika hendak memberikan bantuan kepadanya, relawan sempat kesulitan mencari Sunaryo, bahkan berniat untuk mencari rumahnya di kawasan padat penduduk, Mampang Jakarta. Setelah proses pencarian dilakukan terus-menerus, akhirnya Minggu, (16/04) relawan bertemu kembali dengan Sunaryo di CFD Jakarta. Pukul 07.00 WIB, para relawan berkumpul di CFD Jakarta untuk membagi tugas mencari Sunaryo, berharap bisa bertemu dengannya. Setelah dua jam pencarian, akhirnya relawan yang bernama Aufiya memberikan kabar bahwa Sunaryo sang pengrajin parasut telah ditemukan di depan Hotel Mandarin, seluruh tim pun bergegas menuju lokasi.

“Alhamdulillah, Allah masih mengizinkan kita untuk bertemu Pak Sunaryo ditengah keramaian pengunjung CFD. Kami langsung siap membantu dengan menjual parasut beliau dan meminta Pak Sunuaryo untuk istirahat terlebih dahulu.” Ujar salah satu relawan Rumah Zakat. Setelah berbicang banyak dengan Sunaryo dan ditemani dengan sarapan pagi, Sahruldin Ketua Koordinator Relawan Jakarta Timur, menyampaikan maksud dan tujuannya untuk bertemu Sunaryo.  Ia mengutarakan tujuannya, yaitu untuk Program Borong dan Berbagi (BnB).

Program tersebut merupakan program inisiasi Rumah Zakat, sebuah lembaga filantrophi kemanusiaan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memberdayakan para pedagang kecil agar dapat bertahan dari tingginya tingkat kompetisi dunia usaha. Harapan lainnya, dengan program ini para profil pedagang kecil dapat terangkat dan menarik minat para konsumen untuk memberdayakan, khususnya para pedagang yang masih berjualan meski sudah berusia lanjut.

Program Borong dan Berbagi ini, telah memborong dagangan Parasut milik Sunaryo sejumlah Rp 300.000. "Alhamdulillah,  biasanya sehari saya disini hanya bisa membawa pulang 50.000 sampe 60.000 rupiah saja, tapi sekarang Allhamdulilah, bisa membawa uang buat anak istri sebesar 300.000 rupiah, terimakasih banyak ya dek. Semoga Rumah Zakat, para donatur dan adek adek sukses" ujar beliau diiringi doa sehingga membuat para relawan pun terenyuh.

Perjalanan hidup Sunaryo memang tidaklah mudah, perlu kerja keras lebih untuk mendapatkan kebahagiaannya, meskipun begitu, beliau tetap bersyukur dalam menjalani hidupnya. Sunaryo sudah memberikan pelajaran berharga bagi kita semua untuk tetap selalu berusaha, tangguh dan pantang mengeluh. Sesulit apapun kondisi Sunaryo, ia selalu tersenyum dan ikhlas dalam menjalani hidupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement