Kamis 19 Oct 2017 14:58 WIB

Baznas Layani 1.000 Pengungsi Rohingya di Bangladesh

Rep: Muhyiddin/ Fuji Eka Permana / Red: Gita Amanda
 Tentara Bangladesh menghadang masuk pengungsi muslim Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar di Palong Khali, Bangladesh, Selasa (17/10).
Foto: AP/Dar Yasin
Tentara Bangladesh menghadang masuk pengungsi muslim Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar di Palong Khali, Bangladesh, Selasa (17/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pos Kesehatan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) melayani 1.000 pengungsi Rohingya di Distrik Cox's Bazar, Bangladesh. Posko kesehatan tersebut sudah didirikan di kawasan yang berbatasan dengan Myanmar itu sejak pekan lalu.

Kepala Baznas Tanggap Bencana (BTB) Ahmad Fikri mengatakan, dalam melayani para pengungsi tersebut Baznas didukung para relawan medis lokal yang berjumlah delapan dokter dan enam perawat. Sampai saat ini, menurut dia, jumlah pasien yang sudah tertangani sebanyak 1.008 orang yang didominasi balita, anak-anak dan orang tua

 

"Para pengungsi yang datang kebanyakan mengalami kasus-kasus seperti gizi buruk (stunting), diare, radang paru, demam, luka bakar, luka tembak, infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA dan busung lapar," ujar Fikri dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Kamis (19/10).

 

Ia mengatakan, kondisi kesehatan yang buruk tersebut diperparah oleh keadaan lingkungan yang sangat tidak memadai dan tidak layak. Selain itu, juga situasi atau cuaca yang sehari-hari hujan terus-menerus. "Dan saat tak ada hujan, suhu sangat panas karena daerah ini merupakan wilayah tepian pantai atau pesisir," katanya.

 

Menurut Fikri, pos-pos kesehatan yang ada di Bangladesh masih sangat minim. Oleh karena itu, menurut dia, dibutuhkan konsep penanganan kesehatan terpadu dengan fasilitas medis yang lebih layak serta cocok dengan situasi dan kondisi para pengungsi yang tersebar di banyak lokasi.

 

Fikri menuturkan, setelah berkoordinasi dengan Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM), Baznas mendukung konsep mobile clinic dengan fasilitas kesehatan (faskes) yang lengkap dan dapat berpindah lokasi. Atau model garage clinic dan cabin clinic yang menggunakan ruangan yang berasal dari peti kemas. "Ini lebih pas dan sesuai, karena dapat ditempatkan di lokasi tertentu dan saat tak dibutuhkan lagi, bisa di pindahkan ke tempat lain," katanya.

 

Fikri menambahkan Tim Kemanusiaan Baznas juga telah memasok sembako ke sejumlah kamp pengungsian. Bantuan natura dalam kemasan food for Myanmar sudah 80 persen tersalurkan, yakni berupa paket yang masing-masing terdiri atas sepuluh kilogram beras, satu kilogram bawang, garam, kacang dal, minyak sayur dan sebagainya. "Lokasi distribusi difokuskan di tiga titik yakni di Kamp Nayapara, Teknaf dan Balukali," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement