Jumat 03 Jun 2016 09:56 WIB

Kiprah Ajengan Ahmad Sanusi dan KH Wahid Hasyim Dalam Sidang BPUPKI

SIdang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Foto:
KH Wahid Hasyim

Mula-mula, Latuharhary dan kawan-kawan menyatakan keberatan atas rumusan tersebut.  Keberatan Latuharhary dijawab oleh H Agus Salim dan KH Abdul Wahid Hasjim. Kepada Latuharhary dan pihak-pihak lain yang keberatan, Kiai A Wahid Hasjim mengatakan, "Inilah rumusan hasil kompromi yang bisa dicapai."

Menurut putra Hadratus Syekh KH M Hasjim Asy'ari itu, jika ada yang menyebut rumusan "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" terlalu tajam, ada juga yang berpendapat sebaliknya, terlalu tumpul. Bahkan, ada yang bertanya kepada Kiai Wahid, "Apakah dengan rumusan lunak seperti itu orang Islam sudah boleh berjuang menceburkan jiwanya untuk negara Indonesia yang akan didirikan ini?"

Jika Latuharhary dan kawan-kawan keberatan dengan keseluruhan rumusan, Ketua Muhammadiyah Ki Bagus Hadikusumo hanya meminta agar kalimat "bagi pemeluk-pemeluknya" dihapus sehingga sila pertama rumusan Piagam Jakarta 22 Juni 1945 berbunyi: "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement