Rabu 01 Nov 2017 18:00 WIB

Torakaa Kiberenge, Kepala Suku Masai yang Terpikat Islam

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Agung Sasongko
Suku Massai, Afrika
Foto: Wikipedia
Suku Massai, Afrika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam telah membekas di hati salah seorang Kepala Suku Masai yang terpesona. Setelah merasakan bagaimana kehidupan Muslim modern di Turki selama kunjungan pertamanya ke luar dari komunitas Masai yang solid di Afrika.

Dengan mendengar langsung bagaimana seruan shalat umat Muslim di Masjid Biru, ketika ia sedang mandi pada hammam Turki di Istanbul. Torakaa Kiberenge yang berusia 58 tahun itu, melakukan banyak hal untuk pertama kalinya, yang membuatnya terbelalak lebar dan penuh senyuman.

Kiberenge termasuk dalam anggota suku Masai -kelompok etnis Nilotik dari Kenya Selatan dan Tanzania Utara yang percaya bahwa cara hidup modern membunuh jiwa manusia, yang pada gilirannya mengubah dia menjadi lebih suka menggunakan segala jenis gadget.

Sebelum pengalaman ini, Kiberenge tidak pernah mengendarai mobil, atau terbang menggunakan pesawat terbang atau melihat sebuah kapal besar. Bahkan pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan dari dokter, merupakan pengalaman baru bagi dia.

Dengan mengenakan kain biru panjang di sekujur tubuhnya, Kiberenge pergi ke seluruh sisi Istanbul, dengan anting-anting tradisionalnya yang panjang serta tongkat dan belati yang dia gunakan untuk berburu singa, karena itu melambangkan statusnya sebagai kepala suku.

Dia didampingi oleh Ahmet Kemal Oncu, anggota dewan LSM di Istanbul (the Africa-Turkey Initiative) yang memfasilitasi kunjungannya, serta didampingi Hasan Suleyman, seorang mahasiswa Universitas Tanzania di Turki sebagai penerjemah.

Mufti provinsi Istanbul Prof Dr Hasan Kamil Yilmaz memberi tahu Kiberenge tentang sejarah Islam yang kaya, yang membuat orang sederhana dari Afrika itu, terbiasa dengan cara sederhana versi Islam yang mampu menyentuh sisi emosionalnya.

"Apa yang Anda katakan kepada saya [tentang Islam] telah mempengaruhi saya banyak,"kata Kiberenge.

"Saya harap, saya bisa kembali ke Turki untuk kedua kalinya sebagai orang yang berbeda. Mari saling mendoakan sekarang," katanya.

Kiberenge kemudian mempresentasikan sebuah tongkat yang dibuat khusus sebagai tanda penghargaannya kepada Yilmaz. Dalam wawancara dengan Anadolu Agency, Kiberenge mengatakan ketika perwakilan LSM Oncu dan istrinya mengunjunginya di Tanzania, dia mengetahui tentang keberadaan Islam untuk pertama kalinya dan kemudian merasa penasaran dengan Islam.

"Percaya atau tidak, aku cinta Islam,"kata dia.

"Negara anda damai, saya benar-benar ingin anak-anak saya tahu dan dibesarkan dengan Islam. Saya harap kita menjadi Muslim suatu hari nanti,"

Ada banyak pengalaman pertama Kiberenge, termasuk banyak hal yang orang lain anggap remeh. Misalnya, memiliki dapur atau kamar mandi di rumah, penggunaan peralatan seperti oven, mesin cuci atau potongan waktu.

Apa yang kamu butuhkan?'

Tapi sebelum dia sempat memikirkan apa itu smartphone, Kiberenge menemukan cara makan dengan garpu, sendok dan pisau di atas meja yang penuh dengan piring porselen.

Tentu, dia penuh dengan pertanyaan, Apakah saya berada di dunia yang berbeda? Semua orang memiliki mobil di sini, jalannya penuh dengan itu. Setiap hari saya melihat benda baru di sini. Bagaimana mereka membangun bangunan ini? Bagaimana lift bekerja?

Tapi pada saat bersamaan, dia bertanya-tanya apakah manusia membutuhkan semua ini untuk hidup.

Apakah jalan dan mobil anda tidak pernah tidur? Mengapa anda membutuhkan semua apartemen besar itu? Tidakkah semuanya ini membuat jiwa anda lelah? Apa yang menarik dari lift? kata dia.

Tentang bagaimana orang memperlakukannya di Istanbul, dia mengatakan, dia pada awalnya lelah dengan orang yang mencoba memeluknya dan menyapanya.

Bukan orang-orang 'muzungu' [pria berkulit putih yang buruk]? Saya bertanya kepada diri sendiri, mereka selalu ingin berfoto dengan saya,

Awalnya, saya bilang tidak, berpikir bahwa mereka bisa menyakiti saya, tapi kemudian saya mengerti bahwa mereka mencintai saya,

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement