Jumat 03 Feb 2017 16:23 WIB

Geliat Dakwah untuk Mualaf

Rep: reja Irfa Widodo/ Red: Agung Sasongko
Mualaf
Foto: Onislam.net
Mualaf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren pertumbuhan mualaf pun terus naik dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari Mualaf Center Indonesia,  pada 2016 setidaknya ada 2854 orang masuk Islam yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah mualaf tertinggi ada pada 2006. Pada 2007 hingga 2009 sempat melandai.Namun, pertumbuhan jumlah mualaf kembali naik pada 2010.

''Kemudian, terus naik pada 2011, 2012, sampai sekarang naik terus angkanya. Paling tidak dalam lima tahun ke belakang sudah lebih dari 10 ribu orang masuk Islam. Kalau dihitung dari 2011, ya sudah lebih dari 10 ribu orang,'' kata Ketua Mualaf Center Indonesia Steven Indra saat dihubungi Republika.

Lebih lanjut, Steven mengungkapkan, jumlah terbanyak mualaf justru disumbang dari daerah-daerah. Di Jakarta, dia mencatat jumlah mualaf hanya mencapai 800-an orang. Sementara, di daerah sudah mencapai ribuan.  Hal ini tidak terlepas syiar dan dakwah yang ditujukan ke daerah-daerah, seperti daerah terpencil, pedalaman, ataupun daerah yang memiliki sejarah permurtadan.

Steven pun memberi contoh, di salah satu daerah di Pulau Jawa, pihaknya sempat melakukan dakwah yang sifatnya langsung (straight). Selain itu, MCI juga membantu masyarakat setempat untuk mendapatkan akses terhadap kebutuhan dasar, seperti pembangunan sumur air. Sumur-sumur itu pun dapat digunakan secara gratis. Padahal, sebelumnya, khusus untuk Muslim sempat membayar dua kali lipat dibandingkan penganut agama lainnya.

Metode ini sama seperti saat khalifah Utsman bin Affan membeli sumur milik orang Yahudi. ''Dulu, Muslimnya sekitar 10-12 persen di lokasi itu, sekarang sudah 95 persen Muslim. Sekarang juga tengah dibangun beberapa masjid baru, karena jamaahnya di sana semakin banyak,'' kata Steven.

Selain itu, dakwah ke pedalaman juga dilakukan di Kalimantan, tepatnya di Barabai, Kalimantan Selatan. Bahkan, di pedalaman Kalimantan tersebut, MCI dan yayasan-yayasan lokal setempat menyiapkan sarana bagi ustaz atau dai yang berdakwah ke suku-suku yang berada di wilayah pedalaman. Akhirnya, sekitar 800 orang di desa tersebut menjadi mualaf. Program dakwah di daerah-daerah pedalaman itu pun sudah dilakukan sejak awal 2015 silam.

Terkait pembinaan terhadap para mualaf, Steven mengungkapkan, ada relawan-relawan yang membantu untuk mengajari para mualaf tersebut. Relawan tersebut rata-rata mahasiswa Muslim yang melakukan praktik kerja lapangan (PKL) di daerah-daerah tersebut. Di beberapa tempat, bahkan ada pula pegawai-pegawai perkebunan ataupun pegawai negeri sipil yang menjadi relawan.

''Mereka merasa itu menjadi ladang pahala. Kan sederhana, bisa ngajarin orang, ngajarin shalat, ngajarin baca iqra, dan hal-hal simple yang setiap Muslim bisa ngajarin. Tapi, Muslim yang benar ya, yang bisa baca Alquran dan shalat yang benar,'' kata Steven.

Dalam melakukan syiar keislaman, MCI memang memiliki tim yang turun ke lapangan dan melakukan straight dakwah. Namun, memang ada tantangan tersendiri dalam melakukan dakwah langsung tersebut, yaitu disesuaikan dengan sasaran dari dakwah itu. Tidak hanya itu, Steven menuturkan, ada pula tim yang melakukan pembinaan. Tim ini akan menuntun para mualaf untuk bisa belajar Islam secara lebih mendalam, seperti bagaimana shalat, bagaimana membaca Alquran, dan ibadah lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement