Selasa 20 Jun 2017 15:29 WIB

Richard: Islam Bukanlah Agama Pedang dan Darah

Rep: M. Akbar/Dok.Republika/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi)
Foto:

Dalam wawancaranya kepada Arab News, Abdulaziz bercerita, ia telah mendapatkan pengalaman yang begitu berkesan selama berada di Arab Saudi. Selama di Negeri Padang Pasir ini, ia didampingi oleh tiga anggota dari Departemen Urusan Islam, Wakaf, Dakwah, dan Penyuluhan.

Suatu malam ia diundang oleh ketiga rekan bisnisnya untuk melakukan ritual makan malam. Tapi, bukan hanya sekadar perbincangan bisnis semata yang dilakukan. Pembicaraan mengalir dalam banyak hal, termasuk mengenai Islam.

Kebetulan juga ketiga pria Saudi tersebut bekerja untuk sebuah proyek bertajuk “Guide Me to Islam”. Alhasil, obrolan makan malam itu terus berlanjut hingga sebulan. Selama rentang waktu itulah terjadi proses transformasi informasi mengenai Islam.

Richard banyak bertanya tentang pandangan negatif Islam, seperti halnya yang diumbarkan media Barat. Ketiga rekannya itersebut mampu memberi penjelasan. Tak ada amarah. Dari ketiga rekan bisnisnya itulah hati Richard semakin terbuka terhadap Islam. Ia akhirnya menemukan sebuah esensi nyata tentang Islam. Ia juga melihat Islam sangat mengedepankan toleransi dan keharmonisan. Islam bukanlah agama pedang dan darah sebagaimana media Barat melakukan propagandanya.

“Begitu sering saya mendengarkan berbagai hal negatif mengenai Islam melalui saluran media. Semuanya telah mendistorsi tentang Islam,” kata Richard. “Membaca mengenai Islam juga tak cukup untuk bisa mendapatkan pemahaman mendalam tentang Islam. Pertemuan dengan orang Islam yang baik itulah, justru mampu merepresentasikan sekaligus juga merefleksikan semangat yang sesungguhnya tentang Islam.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement