Selasa 20 Jun 2017 15:29 WIB

Richard: Islam Bukanlah Agama Pedang dan Darah

Rep: M. Akbar/Dok.Republika/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi)
Foto: Onislam.net
Mualaf (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sesungguhnya, Richard Patterson hanya menyimpan niat berbisnis tatkala mengikat kontrak dengan organisasi Bulan Sabit Merah Arab Saudi. Kontrak yang ia teken itu bertujuan untuk melatih siswa menghadapi keadaan tanggap darurat di udara.

Namun, kenyataan berbicara lain. Pintu hidayah dari Sang Pemilik Kalbu telah menyapa lubuk hatinya. Tak perlu agitasi untuk mengubah keyakinannya dari seorang Kristiani menjadi Muslim. Ia mengikrarkan diri menjadi Muslim berkat sikap dan perlakuan kawan-kawannya di Kerajaan Arab Saudi. Semua itu dilewatkannya hanya dalam waktu sebulan.

“Saya awalnya datang ke Kerajaan Saudi untuk sebuah transaksi komersial. Terus terang saya begitu senang bisa membuat kesepakatan terbaik dalam hidup saya dengan Allah SWT lewat memilih jalan masuk Islam,” kata pria yang kini menyematkan nama Islam, Abdulaziz.

Richard sebelumnya berstatus sebagai orang tajir di Amerika Serikat. Ia adalah seorang pebisnis sekaligus pilot. Perusahaan miliknya menyediakan layanan dalam keadaan darurat. Kekayaannya ditaksir mencapai 50 juta dolar AS. Ia juga memiliki dua pesawat dan dua helikopter. Semua transportasi udara itu sebagai bagian dari bisnisnya yang mengkhususkan diri dalam penerbangan medis.

Sebelum menyambangi Arab Saudi, Richard memiliki cara pandang yang sama dengan sebagian besar orang Amerika. Ia tak memahami Islam secara mendalam. Informasi yang disampaikan media Barat telah terdistorsi. Tak heran, tak pernah ada di dalam isi kepalanya untuk mendalami apalagi sampai masuk Islam. Namun, hidayah Allah itu memang tak pernah ada yang tahu kepada siapa bakal diberikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement