Selasa 09 May 2017 15:47 WIB

Julius Germanus: Islam Angkat Derajat Manusia

Rep: Dia/Berbagai Sumber/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi)
Foto:
Dakwah

Atas undangan sastrawan dan penerima Nobel terkemuka asal India, Rabindranath Tagore, pada 1928 Germanus pergi ke India untuk mengajar sekaligus memimpin program Islamic Studies di Visva-Bharati University. Ia bermukim di India selama beberapa tahun. Di sana pula dia akhirnya menemukan cahaya Islam yang sesungguhnya.

Tepat pada hari Jumat, bertempat di Masjid Agung Delhi, Germanus menegaskan pilihannya untuk menjadi seorang Muslim. Di hadapan jamaah shalat Jumat yang memenuhi Masjid Agung Delhi, Germanus berikrar dan mengucapkan dua kalimat syahadat. Ia lalu mengganti namanya menjadi Abdul Karim.

Germanus menikah dengan seorang perempuan Eropa yang dulunya beragama Kristen. Setelah beberapa lama, sang istri akhirnya memutuskan untuk memeluk Islam dengan disaksikan oleh Syekh Ahmed Abdul Ghafur Attar, seorang penulis dan akademisi Islam terkenal.

Keputusannya untuk masuk Islam tidak membuat ia mendapat perlakukan diskriminatif dari pihak universitas tempat ia bekerja. Bahkan, dia mendapat kelonggaran, misalnya, untuk menunaikan shalat Jumat ke masjid.

Islam memiliki kelebihan yang mampu mengangkat derajat manusia dari sikap kebinatangan mehnuju peradaban yang mulia. Saya berharap, Islam bisa mencapai mukjizat tertinggi itu di saat kegelapan sedang menyelimuti kita,” ujarnya.

Pada 1935, ia memperoleh kesempatan menunaikan rukun Islam kelima dan menjadi satu dari sedikit Muslim Eropa yang berangkat ke Makkah pada masa itu. Kemudian pada 1939, dia menunaikan ibadah haji untuk kali kedua. Kisah perjalanan ruhaninya ke Makkah telah dituliskan dalam sebuah buku berbahasa Hungaria yang cukup terkenal berjudul, Allahu Akbar! Buku tersebut telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa.

Aktif Berdakwah dan Berkarya

Ketika masa tugasnya di India berakhir, Germanus memutuskan untuk kembali ke Hungaria. Dengan menyandang status baru sebagai seorang Muslim, dia berusaha keras memberikan pencerahan kepada masyarakat Muslim di negerinya, Hungaria. Kala itu, pemeluk Islam di Hungaria berjumlah antara 1.000 hingga 2.000 jiwa. Untuk membantu menjembatani hubungan Islam dengan pemerintah, ia mendirikan sebuah organisasi keislaman. Misinya adalah membawa Islam agar diterima sebagai salah satu agama resmi di Hungaria.

Melalui organisasi tersebut, Abdul Karim Germanus aktif menyosialisasikan Islam. Ia juga kerap berdakwah melalui tulisan. Dia menulis tentang Islam di berbagai media di Eropa. Dalam sebuah artikelnya, Abdul Karim Germanus pernah menuliskan bahwa suatu saat nanti Islam akan memperlihatkan keajaibannya pada saat dunia mulai diliputi oleh kegelapan.

Karya

Semasa hidupnya, ia telah menulis berbagai macam buku mengenai Islam, terutama mengenai bahasa Arab. Di antaranya Arabic Literature in Hungarian, Lights of the East, Uncovering the Arabian Peninsula, Between Intellectuals, The History of Arabic Literature, The History of the Arabs, Modern Movements in Islam, Studies in the Grammatical Structure of the Arabic Language, Journeys of Arabs, Pre-Islamic Poetry, Great Arabic Literature, Guidance From the Lights of the Crescent (a personal memoir), An Adventure in the Desert, Arab Nationalism, Allahu Akbar, Mahmoud Timour and Modern Arabic Literature, The Great Arab Poets, dan the Rise of Arab Culture. 

Abdul Karim Germanus wafat pada 7 November 1979. Sepanjang setengah abad (50 rahun—Red), ia mengabdikan dirinya untuk Islam. Karena pengabdiannya ini, sosoknya dikenang hingga kini sebagai salah satu legenda Muslim di Hungaria. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement