Jumat 31 Mar 2017 16:16 WIB

Ketika Komedian Hollywood Pelajari Keindahan Islam

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Preacher Moss

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hampir tak ada aktor dan aktris di dunia ini yang tak ingin tampil di Hollywood, sebuah tempat yang menjadi panggung tertinggi bagi seorang selebritis. Mereka akan berlomba-lomba untuk tampil baik dan bisa menjadi yang terbaik di sana.

Pun demikian dengan Preacher Moss. Saat berkesempatan tampil di Hollywood, hal itu ia manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk menunjukkan reputasinya, tidak saja atas nama pribadi, tetapi juga sebagai seorang Muslim. 

Menjadi seorang Muslim merupakan perjuangan bagi Moss, apalagi buat dirinya yang sangat menggemari dunia komedi dan sudah menjadi bagian dari industri hiburan. Moss berhenti mengajar karena Hollywood ‘memanggilnya’. Moss memberikan sebagian uang pensiun gurunya pada ibunya dan sebagian lagi ia gunakan untuk mengejar impiannya di dunia komedi.

Saat berkesempatan tampil di Hollywood, namanya sebagai komedian menjadi semakin populer. Kariernya sebagai komedian menanjak seiring dengan reputasinya menulis skenario untuk sejumlah aktor dan komedian di Hollywood.

Tapi, menjadi seorang Muslim di Hollywood bukan hal yang mudah. Moss mengalami saat-saat penuh tekanan karena ia tidak boleh membuat banyolan-banyolan tentang perempuan atau topik-topilk yang akan dinilai sebagai anti-Muslim. Itulah sebabnya Moss akhirnya memutuskan meninggalkan Hollywood dan memilih jalur solo karier.

Ia lalu membentuk grup lawak dengan Muslim lainnya, yaitu Azhar Usman dan Azeem, kemudian ditambah dengan masuknya Mo Amer. Jadilah kelompok komedi Allah Made Me Funny. Moss mengatakan bahwa ia ingin Muslim bisa mengekspresikan diri mereka.

Setiap kali orang mendengarkan kami dan mereka Muslim, mereka akan bilang, ‘Dengar, orang-orang ini punya nilai-nilai,’' ujar Moss tentang harapannya pada Muslim lainnya.

Meski namanya sudah populer, seperti juga kelompok komedi lainnya, Allah Made Me Funny masih kesulitan jika ingin manggung di negeri-negeri Muslim, seperti Arab Saudi atau Dubai. Kami ingin menampilkan narasi yang baru dan berbeda tentang apa itu Muslim. Hal itu berat buat negara-negara di mana agama Islam berawal, ujar Moss.

Moss memahami hal itu. Ia mencontohkan pengalamannya sendiri. Meski sudah lebih dari 20 tahun memeluk Islam, Moss mengaku masih terus dalam proses belajar. Ia tidak sungkan mengakui keimanannya di depan publik sebagai seorang Muslim, tanpa harus melepas nilai-nilai dalam dirinya.

Moss mengakui bahwa ia belum menjadi seorang Muslim yang baik. Tapi, ia berharap bisa pensiun dari dunia komedi dan akan memusatkan kehidupannya pada keluarga dan agamanya. Saya ingin belajar bahasa Arab. Banyak sekali yang ingin saya baca. Tapi, saya akan selalu memprotes dan protes saya sekarang ditujukan untuk kaum Muslim agar punya rasa memiliki terhadap agamanya, tukasnya.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement