Kamis 09 Mar 2017 15:20 WIB

Nourdeen Wildeman: Islam Sependapat dengan Saya

Rep: c15/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi)
Foto: Onislam.net
Mualaf (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nourdeen Wildeman tak mengawali ketertarikannya pada Islam dengan pencarian apa pun. Ia tak sedang mencari Tuhan atau alasan di balik kebesaran alam semesta kala itu, tidak pula sebuah tujuan hidup. “Aku hanya sedang mencari sebuah buku,” ujarnya.

Pria berkebangsaan Belanda ini menerima banyak pertanyaan setelah resmi memeluk Islam. Selain mempertanyakan respons lingkungan dan keluarganya, sebagian besar orang menanyakan alasan kepindahannya ke Islam.

“Itu pertanyaan yang mengejutkan, terutama jika yang melontarkannya adalah seorang Muslim,” kata Nourdeen.

 

Nourdeen selalu mengatakan bahwa kebenaran Islamlah yang menjadikannya seorang Muslim. “Keislamanku bukan karena aku hampir mati setelah menabrakkan mobilku ke pohon atau karena mengalami momen ajaib di mana aku melihat secercah cahaya,” tulisnya dalam sebuah artikel.

Semua berawal pada satu hari sekitar 2003-2004, saat Nourdeen mendatangi sebuah toko buku. Penggemar bukubuku filosofi dan sosiologi itu belum memutuskan untuk membeli buku apa pun saat ia menemukan sebuah buku berwarna hijau.

Tertulis “Islam; Values, Principles, and Reality” pada sampul buku tersebut. Nourdeen memegang dan mengamatinya. Saat itu, ia teringat beberapa Muslim yang dikenalnya. “Aku tidak pernah tahu apa yang mereka percayai dan yakini.”

“Islam adalah semua yang ada di pemberitaan yang memengaruhi hubungan di dalam dan di luar negeri,” Nourdeen mendefinisikan Islam dalam pikirannya saat itu. Berangkat dari pandangan itu, ia pun membuat sebuah keputusan kecil yang penting.

“Aku berjalan menuju kasir dan membeli buku itu. Aku ingin mengetahui segala hal tentang agama yang banyak mewarnai pemberitaan itu,” kata pria kelahiran 29 Januari 1983 ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement