Selasa 07 Mar 2017 18:47 WIB

R Zakaria Subiantoro Mencatat Isi Materi Khutbah Jumat

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi)
Foto: Wikipedia
Logo Muhammadiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 2009, Subiantoro mulai aktif di pergerakan Muhammadiyah di Jawa Timur. Sebelum ikut terjun langsung dalam gerakan tersebut, dirinya mesti menempuh semacam ujian setelah pendidikan kilat (diklat). Salah satu bentuknya adalah praktik khutbah Jumat.

Sebagai permulaan, Subiantoro melakukan hal yang jarang dijumpai jamaah Muslim pada umumnya, yakni mencatat isi materi khutbah yang ia dengarkan. Bahkan, ia membawa sendiri buku tulis dan pulpen setiap mengikuti khutbah Jumat di masjid-masjid.

"Saya sebetulnya malu dengan sekitarnya karena saya satu-satunya jamaah Jumat yang bawa buku dan pulpen untuk catat isi khutbah. Saya belum tahu waktu itu (bahwa tidak umum mencatat ketika khutbah berlangsung—Red). Karena ketika khatib membawakan khutbah, saya lihat, (jamaah umumnya) tak ada yang membawa catatan, bahkan banyak justru yang tidur,"ujar dia.

Ketekunan Subiantoro membuahkan hasil. Pada 2014, ia dinyatakan lulus ujian diklat itu. Ia dinilai sudah mampu mengisi khutbah di atas mimbar. Sampai saat ini pun, Subiantoro kerap menjadi khatib dalam shalat Jumat di masjid-masjid yang jadwalnya telah disusun Muhammadiyah Jawa Timur.

Selain menjadi ustaz, Subiantoro juga dipercaya memimpin lembaga amil zakat Muhammadiyah cabang Kota Malang. Hal ini lantaran keahlian Subiantoro dalam bidang ilmu ekonomi atau finansial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement