Kamis 16 Feb 2017 17:18 WIB

Dalam Mimpi, Sephy Diperlihatkan Kota Makkah

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi).
Foto:
Hijrah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keinginannya untuk mendalami Islam terus dilakukan Sephy. Tidak hanya dari buku-buku bacaan, ia juga sering berdiskusi dengan teman-teman Muslimnya.

Selama berdiskusi yang memakan waktu sekitar tujuh bulan itu, Sephy akhirnya mantap memilih Islam sebagai jalan hidupnya. Ia mengucapkan dua kalimat syahadat di rumah saudaranya yang beragama Islam.

''Sejak awal, orang-orang di sekeliling saya tidak pernah memaksa saya untuk memeluk Islam. Justru mereka menyarankan saya untuk mencari tahu dulu dan belajar dulu tentang semua ajaran Islam.''

Setelah menjadi seorang Muslim, Sephy berusaha mengamalkan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW ini dengan sebaik-baiknya.

Namun, tak lama menjadi Muslim, ujian mulai datang. Kedua orang tuanya marah besar ketika mengetahui anak semata wayangnya masuk Islam. Ia pun lantas dibuang oleh keluarganya.

Semua cobaan itu ia terima dengan pikiran positif. Ibunya dulu juga seorang Muslim. Namun, setelah menikah dengan bapaknya, ibunya akhirnya berpindah agama dan menjadi penganut Katolik.

 

Tidak hanya dikucilkan oleh keluarga, teman-teman pergaulan dulu juga menjauhi dirinya begitu mengetahui Sephy berpindah keyakinan. Lagi-lagi, ia melihat hal ini sebagai bentuk transformasi menuju jalan hidup yang lebih baik.

''Saya melihatnya, kita dulu kan sama-sama rusak. Kalau dia masih mau rusak, silakan. Tapi, saya ingin memperbaiki kerusakan itu. Artinya, saya sudah puas untuk segala macam dosa yang aneh-aneh dan cenderung ke hal yang berbau maksiat.''

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement