Senin 06 Feb 2017 09:00 WIB

Dompet Dhuafa Siapkan Program Khusus Mualaf

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Agung Sasongko
Mualaf/ilustrasi
Foto: ROL/Mardiah
Mualaf/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dompet Dhuafa juga memiliki program khusus untuk kalangan mualaf. Program tersebut diwujudkan dengan mendirikan Wisma Mualaf pada 2008 di daerah Bintaro, Tangerang Selatan. Dalam prosesnya, Wisma Mualaf ini dikelola oleh Yayasan Sabilul Muhtadin bekerja sama dengan Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa), yang notabene merupakan sayap atau jejaring dakwah milik Dompet Dhuafa.

Manajer Cordofa Fauzi Qasim mengatakan, sesuai dengan namanya, salah satu fokus program dari Wisma Mualaf adalah melakukan pembinaan terhadap mualaf, khususnya dalam hal akidah. Selain itu, Wisma Mualaf juga didirikan dengan maksud menyediakan tempat bernaung bagi para mualaf yang terpaksa harus tersisih dari keluarganya setelah memeluk Islam.

Di Wisma Mualaf diajarkan dan dibimbing untuk mengetahui berbagai hal tentang Islam. Mulai tata cara ibadah, hingga amalan-amalan sunah.Tak hanya membina, Wisma Mualaf juga menjalin kerja sama dengan beberapa pihak atau mitra untuk memberi pekerjaan pada para mualaf.

"Karena ada di antara mereka yang terpaksa harus berpisah dengan keluarganya setelah memeluk Islam. Oleh karena itu, kita berupaya untuk memberi pekerjaan kepada mereka agar mereka memiliki penghasilan. Jadi, pagi mereka bekerja, sore sampai malam mereka ikut pembinaan," kata Fauzi.

Ia mengatakan, mualaf yang berada di Wisma Mualaf rata-rata merupakan rekomendasi dari berbagai majelis taklim, pesantren, ataupun masjid-masjid. "Jadi, mereka rekomendasikan ke kita, kalau kita perlu syahadatkan, kita syahadatkan, untuk selanjutnya dibina di sini," ujar Fauzi. Kendati berbentuk wisma, Fauzi menerangkan, tidak semua mualaf tinggal atau menetap di Wisma Mualaf untuk mengikuti pembinaan. Sebagian menetap dan sebagian lainnya datang rutin pada waktu yang telah ditentukan atau dijadwalkan. 

Rangga Putra Setiawan adalah salah satu mualaf binaan Wisma Mualaf. Ia mengaku, mengetahui Wisma Mualaf ketika hendak membayar zakat di salah satu gerai Dompet Dhuafa di Jakarta. Rangga mengaku, baru memeluk Islam pada Juli 2016 lalu. Salah satu alasan yang mendorongnya menjadi seorang Muslim adalah karena ia merasa bahwa Islam adalah agama yang paling logis. Selain itu, dia juga selalu merasa tersentuh ketika mendengar ayat-ayat Alquran.

Sebagai seorang mualaf, Rangga mengaku, memang cukup membutuhkan berbagai ilmu yang berkaitan dengan Islam. "Makanya, saya sering mengikuti kajian rutin di Masjid Al Azhar Kebayoran untuk menambah pengetahuan tentang Islam," kata dia.

Setelah disarankan untuk mendatangi Wisma Mualaf, Rangga mulai berkenalan dengan Ustaz Irfan.  Dia adalah orang yang membina dan mengajarkannya berbagai hal tentang Islam. Pembinaan itu berlangsung sejak September hingga Desember 2016 lalu. Tak hanya dibina, Rangga mengaku, cukup banyak berdiskusi dengan Ustaz Irfan. "Jadi, misalnya setelah saya ikut kajian, kemudian ada hal yang tidak saya mengerti dan tidak dapat kesempatan bertanya, saya akan tanyakan hal itu pada Ustaz Irfan," ujarnya.

Selain seputar akidah dan tata cara melaksanakan ibadah wajid serta sunah, Rangga juga selalu menanyakan hal-hal lainnya kepada pembinanya itu. Seperti tentang sejarah Islam, hingga persoalan ekonomi syariah. "Karena saya ingin tahu banyak tentang Islam," ujar Rangga. Ia mengaku, cukup terbantu dengan adanya figur pembimbing dari Wisma Mualaf. Rangga merasa, selain dibina, ia juga memiliki teman diskusi untuk memperbincangkan pelbagai hal yang berkaitan dengan Islam. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement