Jumat 03 Feb 2017 17:10 WIB

Bersyahadat, April Fuller Dicap Teroris

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi)
Foto: Courtesy Onislam.net
Mualaf (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  April Fuller tertarik pada Islam karena, baginya, agama ini paling mudah dipahami akal rasional.  "Saya tumbuh besar di lingkungan yang cukup agamais. Jadi, saya percaya Tuhan pasti ada. Kemudian, saya selalu punya rasa ingin tahu yang tinggi. Dan akhirnya saya sadari, saya kurang cocok dengan Sekte Baptist," kenang dia.

Pada semester kedua, Fuller berkenalan dengan seorang mahasiswa Muslim, Ahmad (bukan nama sebenarnya), melalui sahabatnya. Tidak butuh waktu lama, mereka sudah akrab. Dalam beberapa kesempatan, Ahmad banyak bercerita tentang Islam.

"Saya banyak mengobrol dengannya (Ahmad). Dan, dia semakin antusias menjelaskan Islam. Saya kira, agama ini cukup masuk akal, kata Fuller.

Dalam Islam, pemeluknya memakai rasio mereka. "Sering kali ketika mendebat tentang Kristen, saya disuruh diam. Dengan Islam, mereka (pemeluk Islam) membolehkan kita untuk meragukannya," kata dia.

Fuller mengutip penjelasan dari Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) yang pernah diperolehnya.

Orang Islam percaya pada Allah yang Maha Esa. Allah, Zat satu-satunya yang pantas disembah. Orang Islam juga mengimani hari akhir dan tanggung jawab orang per orang atas masing-masing perbuatan.

Ada sekitar tujuh juta Muslim di Amerika Serikat (AS). Di sisi lain, Islam merupakan agama kedua terbesar di dunia dan yang paling pesat perkembangannya secara global. Ada sekitar empat ribu Muslim di sekitar North Carolina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement