Jumat 03 Feb 2017 17:15 WIB

Kuatkan Akidah Agar Mualaf Mencintai Islam

Rep: reja Irfa Widodo/ Red: Agung Sasongko
Mualaf bersyahadat di Masjid Agung Sunda Kelapa
Foto: ROL/mgrol72
Mualaf bersyahadat di Masjid Agung Sunda Kelapa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program pembinaan mualaf juga dilakukan oleh Lembaga Muqtadin Al Azhar. Lembaga yang saat ini namanya diubah menjadi Pemberdayaan Masyarakat dan Kesejahteraan Al Azhar (PMKUA) itu memang fokus pada pembinaan mualaf.

Pembinaan ini pun tidak hanya dilakukan pascamualaf mengucapkan dua kalimat syahadat, tapi juga terhadap orang-orang yang tertarik untuk memeluk Islam. Secara umum, Lembaga Muqtadin Al Azhar dapat memfasilitasi orang-orang yang tertarik dan mengenal Islam.

Sistem pembinaan ini pun biasanya dilakukan dengan cara mentoring. Untuk mualaf, pembinaan ini dilakukan hingga mereka bisa hafal beberapa surat pendek, mengerti tata cara ibadah, dan bisa menjaga shalat lima waktu. Sementara, untuk pramualaf, Lembaga Muqtadin juga akan memberikan pendampingan.

''Sistemnya mentoring, paling satu kelas ada enam orang. Ataupun kalau satu yang datang tetap kita layani. Paling lama empat bulan, paling cepat empat minggu. Setelah empat pekan, mereka sudah bisa ikrar syahadat. Jadi, fungsinya Muqtadin atau PMKUA ini sebagai pendamping,'' ujar salah satu pembina mualaf dari Masjid Al Azhar, Fahmi Yusuf, kepada Republika.

Program ini, kata Fahmi, sudah berjalan sejak 2008 silam. Sebenarnya, program sejenis sudah dijalankan sejak lama, tepatnya lewat pengajian atau majelis taklim Muqtadin Al Azhar, yang sempat dijalankan oleh Ustazah Irena Handono. Program ini pun masih jalan hingga saat ini.

Tidak hanya itu, dalam menjalankan program ini, tidak jarang para mentor bertemu dengan mualaf di luar Masjid Al Azhar. Hal ini agar para mualaf tersebut merasa lebih nyaman dan tidak sungkan. Hubungan para mualaf dengan mentor pun terkadang terjalin dengan sangat baik dan terus dipantau. ''Kadang sampai ada yang menikah dan minta ditemenin untuk dilamarin, dan meminta mengisi khutbah nikah mereka,'' kata dia.

Fahmi pun menambahkan, sebenarnya yang terpenting dalam pembinaan mualaf adalah dapat memberikan kedalaman serta kualitas terkait pemahaman mereka terhadap Islam. Hal terpenting, kata Fahmi, adalah menunjukkan jalan kepada mereka untuk bisa mendalami ajaran-ajaran Islam.

''Yang terpenting adalah kedalaman pemahaman dia terhadap ketuhanan. Sebenarnya dakwah itu interaksi, paling tidak mereka mau interaksi dan nyaman dengan Islam,'' ujar Fahmi.

(Baca: Geliat Dakwah untuk Mualaf)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement