Jumat 26 Aug 2016 14:28 WIB

Natasha: Aku Merasa Alquran Khusus Diciptakan untukku

Mualaf (Ilustrasi)
Foto: Courtesy Onislam.net
Mualaf (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergolakan keyakinan, telah berulang kali dialami oleh ibu rumah tangga berdarah Kostarika ini. Ia lahir dari orang tua yang berbeda agama. Ibunya Kristen dan ayahnya Yahudi. Hingga usianya 12 tahun, ia dibesarkan dengan didikan Kristen. Ia rajin membaca Injil, bahkan hingga tuntas.

Ia sengaja melakukannya karena ia tidak ingin bersikap setengah-setengah. Selain membacanya, ia juga berusaha memahami apa yang ditulis dalam kitab suci Kristen tersebut. Beberapa hal mengusiknya, salah satunya adalah frasa yang dibacanya dan kira-kira berisi, “Janganlah sekali-kali kau berdoa selain pada Allah yang mahakuasa.”

Saat membaca kalimat tersebut, ia pun terkejut. “Jadi, selama ini aku berdoa kepada Yesus itu salah? Berarti selama ini aku berdosa karena berdoa bukan pada Tuhan yang sebenarnya?” katanya. Ia sadar, lalu beralih ke agama ayahnya, Yahudi.

Karena Natasha memang anak yang rajin, ia pun segera menghadiri banyak acara keagamaan Yahudi. Hingga akhirnya, ia pun setuju untuk masuk Yahudi sepenuhnya meski keputusan ini ditentang hebat ibunya.

Ketika berusia 20 tahunan, ia berkesempatan untuk mengunjungi Palestina. Ia bahkan berfoto di depan Masjid Al-Aqsa, tapi momentum itu belum berarti apa pun baginya karena ia belum mengenal Islam. Ia hanya berpikir ketika itu telah berpose di depan sebuah bangunan indah dan katanya bersejarah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement