Kamis 04 Aug 2016 20:40 WIB

Perempuan Kembar Memilih Islam karena Mimpi Melihat Orang Shalat

Mualaf tengah berdoa (ilustrasi)
Foto: onislam.net
Mualaf tengah berdoa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Lusia puspitasari dan Diah puspitasari terlahir kembar dari keluarga Katolik yang taat dan terpelajar. Sebelumnya, salah seorang keluarganya lebih dulu memeluk Islam.

Kepada Mualaf Center Yogyakarta, Lusia mengaku sering mimpi seorang lelaki menggunakan jubah putih dan berjenggot."Seperti yang digambarkan dalam mimpi itu Yesus sedang menjalankan ibadah sebagaimana umat Islam menjalankannya, rukuk dan sujud," kata dia. 

Sementara Diah mengatakan, Islam jalan kebenaran dan hidup. Islam mengajarkan kebaikan yang haq.

"Melihat umat Islam menjalankan ibadah agamanya dan mereka tiada pembeda baik miskin atau kaya, kompak dan membuat saya tertarik," tutur Diah puspitasari.

Usai bersyahadat keduanya melaksanakan tanya jawab dengan Ustaz Budi Setiawan (Penasehat MCY). Kepada keduanya, Ustaz Budi mengatakan meski memutuskan meninggalkan keyakinan lama Katolik dan mengimani islam namun tetap patuhi dan hormati orang tua.

"Patuhi apa yang diperintahkan mereka selama tidak mereka memerintahkan untuk bermaksiat kepada Allah," kata dia.

Tausiah Ustaz budi yang singkat dan padat ini membuat kedua kakak beradik Lusia puspitasari dan Diah puspitasari meneteskan air mata tak kecuali banyak para jamaah ikut terharu dan meneteskan air mata.

Di sela prosesi syahadat dua kakak beradik Lusia puspitasari dan Diah puspitasari ada seorang lelaki Katolik yang ikut hadir dan duduk di antara team Mualaf Center Yogya. Lelaki bernama Angga itu, menyatakan ingin pula memeluk Diinul Islam dan meminta disyahadatkan.

 Kembali Ustaz Budi setiawan bertanya, "Anda sadar akan keputusan Anda?

"Kenapa Anda memutuskan untuk memeluk agama Islam," tanya Ust Budi setiawan.

Angga pun menjelaskan. Menurutnya, selama lima tahun terakhir telah mempelajari islam karena rasa penasarannya terhadap Islam. "Inilah hasil kepingintahuan saya ternyata Islam tidak seperti yang banyak disangkakan. Ternyata Islam begitu sempurna," kata dia yang berprofesi seorang perawat di salah satu RS di Yogyakarta.

"Haru dan bahagia kami kel besar Mualaf Center Yogya tiada yang dapat kami ucapkan kecuali syukur Alhamdullillah , hari berganti hari hidayah itu diraih mereka yang dengan kesungguhan hati dan fikirnya di kota pelajar di Yogyakarta kota hidayah ini," demikian keterangan Team Mualaf Center Yogyakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement