Kamis 07 Jan 2016 08:45 WIB

Mualaf Kerap Alami Penolakan Keluarga

Rep: Risma Riyandi/ Red: Agung Sasongko
Mualaf
Foto: Onislam.net
Mualaf

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Besarnya jumlah mualaf di Yogyakarta tidak serta merta membuat mereka lancar dalam menghadapi kehidupan. Pasalnya hingga saat ini para mualaf masih menghadapi permasalahan yang muncul dari keluarga, berupa penolakan dan pengecaman.

Pengurus Yayasan Ukhuwwah Muallaf (YAUMU), Diah Junia Eksi Palupi menyampaikan, adanya tantangan dan tekanan yang sangat berat dari keluarga dan lingkungan lama yang tidak rela karena kepindahan keyakinan mereka. "Tidak jarang hal ini berdampak pada terputusnya hubungan, bahkan terusir dari keluarga, diberhentikan dari tempat bekerja, serta adanya ancaman terhadap keselamatan jiwa," katanya, Kamis (7/1).

Selain itu, permasalahan umum yang dihadapi oleh para mualaf setelah bersyahadat adalah masih merasa asing dengan lingkungan baru. Karena adanya kecurigaan dalam komunitas muslim.

Saat ini YAUMU beserta mitra tengah membina 228 mualaf yang tersebar di berbagai daerah. Antara lain di Sleman 132 mualaf, Bantul 22 mualaf, Kulonprogo 21 mualaf, dan Kutoarjo 53 orang mualaf.

Menurut Diah perkara mualaf ini bukan satu-satunya permasalahan kemasyarakatan umat Islam. Sebab ada masalah lain yang belum terselesaikan. Di mana banyak para lansia yang berkeinginan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan namun tidak terakomodasi.

"Sebagai lembaga sosial dan dakwah yang berkonsentrasi pada mualaf dan duafa, tentunya kami terus mengupayakan penyelesaian masalah ini," tuturnya.

(Baca: Ustaz Arifin Ilham Bimbing Empat Pemuda Bersyahadat)

Di antaranya dengan memberikan pembinaan konseling bagi para mualaf dan lansia, serta melaksanakan kegiatan sosial. Seperti pemeriksaan dan pengobatan gratis, serta pembagian sembako dan pakaian pantas pakai bagi para muallaf dan warga setempat di Masjid At Taqwa, Desa Dermojurang Seloharjo, Pundong, Bantul, Yayasan Al Barokhah Desa Yuwono, Dukun, Magelang, dan Masjid Ar Royan, Ds Bangunan, Imogiri, Bantul.

"Kegiatan tersebut kami laksanakan bertepatan dengan milad ke-10 YAUMU beberapa waktu lalu," kata Diah.

Ia mengemukakan, saat ini organisasinya masih memiliki banyak kekurangan, terutama dari segi fasilitas dan sarana untuk menampung mualaf dan lansia yang menghadapi masalah. Maka itu, ke depannya YAUMU berencana membangun rumah singgah bagi para mualaf dan lansia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement