Ahad 29 Nov 2015 20:01 WIB

Maria Anastasia: Islam Jawab Pertanyaanku Soal Kematian

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko
Mualaf
Foto: Onislam.net
Mualaf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maria Anastasia Dwi Eni Widyastuti bukan nama baru bagi keluarga mualaf Yogyakarta. Perempuan yang lahir tepat pada Hari Natal, 25 Desember 1962 ini adalah mantan aktivis gereja.

Ia menganut Katolik Roma.  Sejak kecil, ia telah bergabung dengan Legio Maria di gereja.  Ketaatan itu juga tidak lepas dari peran keluarga besar.

Sejak generasi kakek-nenek, keluarganya telah menganut Katolik. Ayah Maria aktivis gereja yang bertugas menggantikan pastur pada acara sembahyang di gereja saat pastur berhalangan.

Maria pernah berkeras menjadi suster menjelang lulus Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Ia ingin total mengabdikan diri untuk Tuhan.

Namun, keinginan itu ditolak keluarga. Ada satu alasan yang membuat Maria berkeras menjadi suster. Menjelang akhir masa sekolahnya di SPG Pangudi Luhur, Maria merasakan ketakutan yang amat sangat dengan kematian.

"Saya terusik dengan pertanyaan-pertanyaan seputar kehidupan setelah kematian," tuturnya. Maria telah berdiskusi dengan para bruder dan guru di sekolahnya, tetapi hasilnya nihil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement