Jumat 26 Jun 2015 10:00 WIB

Tersentuh Suara Azan, Keluarga Mayer Napitupulu Masuk Islam

keluarga Edward Mayer Napitupulu
Foto: dok.pri
keluarga Edward Mayer Napitupulu

REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK -- Hidayah pada bulan Ramadhan menaungi  keluarga Edward Mayer Napitupulu. Warga Cilodong, Depok, ini mengucapkan dua kalimat syahadat bersama istri dan satu orang anaknya, Kamis (25/6).

Pembacaan dua kalimat syahadat dibimbing oleh KH TB Iin A Dhiyauddin selaku anggota dewan penasehat Majelis Ulama Indonesia (MUI)  di Kantor MUI, Jalan Nusantara, Kota Depok.

Pengucapan dua kalimat syahadat berlangsung khusyuk. Satu per satu anggota keluarga itu melafalkan dua kalimat syahadat disaksikan pengurus MUI Depok. Mereka mengaku masuk Islam karena panggilan hati.

Ika Sri Wahyuni, istri Edward, menuturkan sudah sejak lama dia dan keluarganya ingin masuk Islam. Namun, keyakinan itu dikukuhkan pada momen Ramadhan tahun ini.

Dia mengaku ketika Ramadhan tiba, hatinya merasa tenang. Apalagi rumahnya berdekatan dengan masjid. Sebenarnya, keluarga ini telah lama belajar tentang shalat lima waktu.

"Kalau dengar suara azan rasanya ada ketenangan," kata Ika.

Ketika ia menyaksikan suaminya membaca syahadat dirinya sempat meneteskan air mata. "Hati saya sekarang makin tenang. Sebelumnya memang sempat dilema, tapi sekarang sudah yakin dan tenang," ungkapnya.

Usai menjadi Muslim, ketiganya mengaku makin tenang dan yakin akan ajaran Islam.

Keputusan besar untuk memeluk agama Islam pun didukung pihak keluarga. "Keluarga saya sudah tahu. Hanya keluarga besar suami yang belum semua kami beri tahu," ungkap Ika.

Sekretaris MUI Kota Depok Khairullah Akhiari mengatakan, sebelum mengislamkan mereka, dia sempat mendengar penuturan keluarga mengenai alasan untuk masuk Islam.

Yang pertama, karena selama ini merasa tidak tenteram. Mereka tidak pernah beribadah ke gereja. "Mereka justru tenteram di saat bulan Ramadhan," katanya.

Warga Depok yang menjadi mualaf, diakuinya punya berbagai alasan. Mulai dari proses pencarian dan ada juga yang tersentuh dengan suara azan. Jumlahnya tiap tahun juga bertambah.

"Sering yang datang ke sini dan jadi mualaf merasa mendapatkan kedamaian dan alasan yang ingin menikah," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement