Rabu 04 Mar 2015 17:07 WIB

Huda Hasler: Abaya tidak Merendahkan Perempuan

Huda Hasler, mualaf asal Jerman
Foto: Onislam
Huda Hasler, mualaf asal Jerman

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Huda Hasler mengalami tahun yang sulit. Ia merasa mencari sesuatu namun tidak sulit ditemukan. "Jadi, minum dan pesta," kata Huda seperti dilansir Onislam, Rabu (4/3).

Situasi berubah, ketika Huda mendapat tawaran bekerja di Dubai, Uni Emirat Arab. Seperti kebanyakan orang tua di Jerman, orang tua Huda merasa cemas dengan tawaran kerja yang diterimanya.

"Bagaimana tidak cemas, Anda tahu tragedi 9/11. Tentu orang akan berpikiran buruk soal negara Arab," ucap dia.

Sejatinya, Huda tak asing dengan ISlam dan Muslim. Ini karena, kakaknya lebih dahulu memeluk Islam. Beberapa kali, Huda diajak kakaknya mengunjungi Islamic Center.

"Tapi kunjungan itu tidak pernah meyakinkan saya untuk memeluk Islam," ucap dia.

Akhirnya, Huda memutuskan untuk bekerja di Dubai. Ketika tiba, apa yang dipikirkannya meleset. "Mereka memperlakukan saya dengan hormat. Saya merasa nyaman," ungkapnya.

Enam bulan sebelum Huda memutuskan mengucapkan syahadat, ia sudah mengenakan abaya. "Awalnya saya tidak menyukai pakaian ini karena merendahkan perempuan," ucapnya.

Masa bekerja Huda di Dubai berakhir. Ia pun kembali ke Jerman. Kemudian, ia nyatakan syahadat dihadapan kakaknya. "Saya menyatakan Syahadah pada tanggal 25. Juni 2009," kenang Huda.

Selama tahun itu pula, usai bersyahadat, HUda mengalami banyak cobaan yang tidak pernah terjadi dalam hidupnya. Banyak hal yang menguji keimanan Huda. "Ini membuat saya kuat. Saya membaca lebih banyak. Ini tahun yang sulit, karena teman-teman saya menjadi musuh," paparnya.

Memang tidak semua temannya memusuhi Huda. Ada beberapa yang menyatakan dukungan dan bersimpati atas apa yang dialaminya. "Kate merupakan salah satu teman yang mendukung saya. Kate bukanlah Muslim, tapi dia mulai tertarik mengapa saya menjadi Islam. Jadi, sejak itu, saya dan Kate mulai terlibat diskusi tentang Islam dan Muslim," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement