Senin 02 Mar 2015 12:42 WIB

Perkumpulan Mualaf Bantu Kenalkan Islam

Rep: c13/ Red: Damanhuri Zuhri
Komunitas Mualaf Center Indoensia melakukan dakwah dengan cara yang sedikit berbeda yakni memungut sampah
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Komunitas Mualaf Center Indoensia melakukan dakwah dengan cara yang sedikit berbeda yakni memungut sampah

REPUBLIKA.CO.ID, SERPONG -- Mualaf merupakan golongan yang perlu mendapat perhatian, baik dari umat Islam maupun pemerintah.

Karena itu, kegiatan semacam perkumpulan, komunitas maupun pengajian sangat penting bagi para mualaf. Mereka bisa mengenal Islam lebih baik.

Salah satu mualaf yang menilai perkumpulan bagi mualaf itu penting, yakni Evilya. Gadis berusia 31 tahun ini menilai kegiatan semacam perkumpulan, komunitas maupun pengajian khusus bagi para mualaf, sangat bermanfaat.

Wanita yang sebelumnya beragama Katolik ini pun menghadiri pertemuan mualaf sekaligus kajian keislaman pada Ahad (2/2) di Bumi Serpong Damai (BSD), Serpong, Tangerang Selatan.

Wanita yang bekerja di perusahaan asuransi ini mengaku belum mendapat perhatian yang besar dari umat maupun pemerintah selama setahun sebagai mualaf. “Saya cari sendiri ilmu agama Islam,” ungkap wanita berkulit putih dan bermata sipit ini kepada Republika saat bertemu langsung di Serpong.

Pertemuan mualaf yang dihadiri Evilya ini diketahuinya melalui media sosial. Dia mengaku selalu mengikuti grup-grup keislaman terutama bagi para mualaf. Karena kegiatan pertemuan dan kajian bagi mualaf itu dilaksanakan pada hari libur, dia pun memutuskan untuk mengikutinya.

Eviliya mengungkapkan, dirinya memang mempelajari islam dengan sendirinya. Wanita yang keluarganya masih beragama Katolik ini menyatakan, dia juga mendapat bantuan pemahaman islam dari temannya selama ini. 

Pentingnya pembinaan bagi mualaf juga dikatakan Ivan. Laki-laki berusia 37 tahun ini menyatakan, selama ini dia mempelajari islam dengan cara otodidak. Ivan mengaku belum mendapat bantuan apapun dari umat Islam yang selama ini di sekitarnya.

“Saya cari sendiri sampai saya menemukan buku atau salah satu masjid dan lembaga yang membina mualaf,” ungkap Ivan, seorang mualaf yang sebelumnya beragama Protestan kepada Republika.

Ivan mengungkapkan, dirinya mulai mengenal Islam 2009 lalu. Dia mengaku awal niat memasuki Islam karena wanita yang saat ini dia nikahi. Namun alasan itu lama kelamaan semakin menipis dan membuatnya ingin mengenal Islam dengan sebenar-benarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement