Ahad 01 Mar 2015 01:30 WIB

Bermimpi Rasulullah Mengantar Pria Ini Jadi Motivator Mualaf AS (2-Habis)

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Indah Wulandari
Robert Davila
Foto: bayinah.tv
Robert Davila

REPUBLIKA.CO.ID,TEXAS--Pada September 2011, tepat sepuluh tahun setelah kecelakaan mobil yang menimpanya, Robert Davila mengalami sebuah peristiwa yang membuat hidupnya berubah untuk kedua kalinya.

Ketika itu, Robert bermimpi bertemu Rasulullah SAW. Dalam mimpi itu, Robert mendapati dirinya sedang berada di tengah-tengah padang pasir. Kemudian, dia melihat bukit-bukit dan merasakan angin yang berembus di segala penjuru.

Di kejauhan, Robert melihat seorang pria dengan tinggi sekitar 5 kaki 11 inci (180 cm) dikelilingi oleh orang-orang lain yang sedang mendengarkan khotbahnya.

“Saat melihat pria itu, saya tahu bahwa dia adalah Nabi Muhammad SAW. Nabi lantas menunjuk ke arah salib yang saya bawa dan berkata, ‘lihatlah Nabi Isa AS, dia makan makanan seperti kita, ia berjalan seperti kita, dan bahkan menggunakan kamar kecil seperti kita. Dia manusia, bukan Tuhan,” kenangnya.

Setelah mendengarkan pesan tersebut, Robert tiba-tiba terbangun dari mimpinya. Tanpa sadar, dia mengucapkan dua kalimat syahadat.

“Mimpi itu begitu nyata,” ungkap Robert.

Sebelum mengalami peristiwa tersebut, Robert belum pernah sekalipun mendatangi masjid atau berkomunikasi dengan umat Islam. Dia juga sama sekali belum pernah menyentuh Alquran.

Namun, hidayah Islam justru diperoleh Robert melalui mimpi yang benar. Impian Robert saat ini sederhana saja, yakni ingin selalu berada dekat dengan masjid, belajar tentang Islam lebih banyak lagi, dan menghafal Alquran. Dia ingin menjadi seorang ulama dan membagikan kisah hidupnya kepada masyarakat luas.

“Saya percaya, perjalanan hidup saya akan menginspirasi banyak orang, terutama kaum muda Muslim,” ujar pria yang setiap harinya menggunakan kursi roda untuk datang ke masjid.

Setelah tiga tahun memeluk Islam, Robert telah menjadi inspirasi bagi sebagian besar kaum Muslimin di Amerika.

Kisah pengalaman spiritualnya bahkan telah disebarkan banyak orang di negeri Paman Sam, termasuk oleh pendiri sekaligus CEO lembaga studi Arab dan Alquran Bayyinah Institute, Nouman Ali Khan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement