Jumat 27 Feb 2015 10:24 WIB

Tiga Hari Menjadi Muslim, Muhammad Khalifah Kumandangkan Azan

Mualaf (Ilustrasi)
Foto: Arabnews.com
Mualaf (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG  SELATAN -- Asyhadu anlaa ilaha ila Allah wa asyhadu anna Muhammadarrasulullah, (Aku bersaksi bawah tiada Tuhan selain Allah Dan aku bersaksi bawah Nabi Muhamad adalah utusan Allah).

Lega dan bahagia. Begitulah yang dirasakan Muhammad Khalifah usai bersyahadat.

"Teman-teman yang melihatku sangat kagum denganku, hingga tiba Maghrib dan Isya'. Saya ikut melaksanakan shalat bersama mereka. Saya yang masih merasa kaku dengan gerakan-gerakan yang ada dalam shalat, tetap saja mengikuti mereka, walaupun belum tahu bacaan-bacaan yang ada dalam shalat tersebut," ucapnya seperti dikutip dari Pesantren Mualaf Annaba Center, Jumat (27/2).

Sesudah menjalankan ibadah shalat Isya, Khalifah diberi buku oleh ustadz Ghofar, yaitu buku tentang tata cara shalat. Dengan semangat, Khalifah menerima dan memperlajari buku tersebut. Walau belum mengetahui bacaan bahasa Arab, ia tetap saja membaca dan menghafal tata cara melakukan shalat tersebut hingga larut malam.

"Saya bertekad untuk bisa membaca dengan baik bacaan salat hingga tiba waktunya shalat Subuh esok karena ada tulisan latin yang bisa membantuku dalam membaca bacaan shalat tersebut," ungkapnya.

Alhamdulillah, dengan tekadnya yang kuat, Khalifah bisa membaca bacaan shalat, meski masih belum tepat, ketika mengerjakan Shalat Subuh. "Subanallah (Maha Suci Allah), hidayah yang Allah berikan kepadaku begitu dahsyat," kata dia bersyukur.

Orang tuanya masih belum mengetahui apa yang telah ia lakukan.Khalifah masih menyembunyikan statusnya sebagai Muslim. Di luar itu, ia tetap belajar dan selalu bertanya dari satu ustaz ke ustaz yang lain, apabila ia tidak memahami apa yang sedang di pelajari, Khalifah tak ragu bertanya pada ustaz.

"Tiga hari Khalifah menjadi seorang Muslim aku sudah bisa azdan, bahkan aku selalu adzan di masjid ketika kami hendak melakukan shalat. Begitu banyak kenikmatan yang saya dapatkan yang tidak terbayang oleh seiapapun, inilah perbedaan yang sangat luar biasa yang kurasakan ketika menjadi seorang mualaf," paparnya.

Karena kedua orang tuaku masih belum mengetahui kalau aku sudah menjadi seorang Muslim, Khalifah melakukan shalat malam(tahajud) di rumah secara sembunyi-sembunyi. Hingga pada akhirnya ibu mengetahui hal ini karena ada warga yang memberi tahunya, itu pun ketika aku sudah menjadi Muslim selama satu bulan.

"Anehnya, ibu sama sekali tidak marah kepadaku, justru ia malah tersenyum dan bangga kepadaku. Ini tentu membuatku heran, kenapa ibu demikian? Bukankah saya berpaling dari agama mereka? Sungguh membingungkan. Ternyata, ibu tersenyum dan bangga kepadaku melihat perubahan pada diriku," kata dia.

Pada akhirnya, saat Khalifah ingin melakukan shalat Subuh berjamaah di masjid dan keluar dari rumah, ia melihat ayah juga ingin keluar rumah. "Saya begitu kaget dan takut, ayah bertanya kepadaku, "mau pergi kemana kamu?". Saya yang masih ketakutan, spontan menjawab, ingin melakukan salat subuh di masjid," kenang dia.

"Subhanallah, Saya yang berpikir ayah akan marah besar atas tindakan yang kulakukan ini ternyata tidak. Sambil tersenyum ayah mengelus kepalaku. Begitu dahsyatnya kebesaran Allah, hingga mataku berkaca ketika ayah mengelus kepalaku tanpa marah sedikitpun. Terima kasih Allah, ucapku dalam hati," ucapnya.

Dengan kejadian itu, Khalifah yang selama ini masih bersembunyi-sembunyi akhirnya melakukan shalat dengan terang-terangan. Sontak saja ini membuat saudara-saudaranya tercengang melihat apa yang  lakukan. Namun, ia tidak menghiraukan hal ini. Khalifah justru semakin merasa dekat dengan Allah, tanpa ada keraguan sedikitpun terhadap-Nya.

            

"Dengan dukungan dari berbagai pihak ini, aku semakin yakin dan percaya diri untuk mendakwahkan Islam kepada ibu dan keluargaku. Setiap hari aku selalu berdoa, semoga mereka dapat masuk Islam bersamaku dan merasakan indahnya berislam sama seperti aku dan umat Muslim pada umumnya," kata dia.

"Alhadulillah, kini ibuku juga memeluk Islam. Ini lah kebahagian yang paling luar biasa dalam hidup saya. Akhirnya, salah satu tujuanku berhasil. Dan aku bisa menceritakan perjalananku dalam pencarian kebenaran," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement