Selasa 09 Dec 2014 23:17 WIB

Hendri Tyas Waluyo: Dalam Beribadah Umat Islam Sangat Santun

Rep: cr02/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi).
Foto: Onislam.net
Mualaf (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak bertemu dengan satu temannya yang beragama Islam dan satu lagi menganut Kristen saksi Yehuwa, ia mulai mempelajari dan memahami kedua ajaran tersebut. Oleh temannya yang menganut Kristen saksi Yehuwa, ia diajarkan tentang kebenaran agama Kristen. Sedangkan, di sisi lain Hendri juga tertarik untuk mencari tahu lebih dalam tentang agama Islam.

Ia mulai mengumpulkan buku-buku serta artikel dan informasi tentang kedua ajaran agama tersebut. Hingga pada akhirnya ia memutuskan untuk hijrah ke Jakarta dan tinggal bersama kakak kandungnya. Di Jakarta, ia masih menjalankan ajaran agama Katolik dan pergi ke gereja untuk beribadah. Namun, seiring waktu berjalan ia mulai merasakan pergolakan batin saat menjalankan ibadahnya.

Hendri mulai membandingkan ajaran agama dengan Islam. Menurutnya ada dua perbandingan yang kontras. "Aku merasa ada yang berbeda dan hal tersebut sangat jelas. Saya mulai mengurangi ibadah ke gereja dan mulai belajar tentang Islam," kata Hendri.

Pelan tapi pasti keyakinan Hendri akan Katolik mulai berguguran. Hal itu dimulai saat ia membandingkan antara orang-orang yang pergi ke gereja dan beribadah di dalamnya dengan umat Muslim yang pergi ke masjid untuk menunaikan shalat.

"Jelas terlihat perbedaan, kami masuk ke gereja dan masih sibuk dengan handphone atau urusan duniawi ketika sedah beribadah berbeda dengan umat Muslim yang dengan santun dan khusyu dalam menjalankan salat lima waktu," kata Hendri.

Hendri mengatakan, ketika umat Muslim beribadah semua sangat santun. Hal itu karena mereka sangat menghormati Allah SWT. yang memiliki seluruh alam semesta ini dan pencipta manusia. menurutnya, cara beribadah seseorang harus benar-benar menunjukan kemuliaan terhadap sang penciptanya.

Pada akhirnya, ia benar-benar memutuskan untuk meninggalkan agama Katolik dan menjadi seorang mualaf. Ia pun dipertemukan oleh pendiri pesantren Annaba Center Indonesia, Syamsul Arif Nababan. Melalui bimbingan ustaz Nababan, tanpa paksaan ia memutuskan untuk masuk agama Islam.

Setelah masuk Islam, ia pun merasa hidupnya sangat tentang dan damai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement