Selasa 09 Dec 2014 21:01 WIB

Hendri Tyas Waluyo Spontan Ikuti Kumandang Adzan

Rep: cr02/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi)
Foto: Onislam.net
Mualaf (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hendri Tyas Waluyo, salah satu murid Pesantren Mualaf Annaba Center Indonesia mengatakan bahwa Islam merupakan agama yang mengajarkan cara berserah diri kepada Allah SWT.

Perjalanan Hendri dalam menemukan Islam melalui jalang yang sangat panjang. Perasaan merasa sendiri dan kosong membuatnya bimbang akan agama yang pernah dianutnya sebelum memeluk Islam.

Pemuda asal Purworejo, Jawa Tengah itu merupakan seorang Katolik yang taat . Ia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Kehidupannya terbilang sangat berat sejak Ibunya wafat saat ia berusia 21 bulan.

Sejak kecil, ia tak bisa merasakan kasih sayang seorang ibu hingga pada akhirnya ia diserahkan kepada kakak ibunya. Namun sejak dapat membaca dan menulis, ia dititipkan oleh ayahnya di Yayasan Katolik yang terletak di Purworejo.

Pada akhirnya, ia tinggal bersama kakak ibunya yang akrab disapa bude. Suatu waktu, ia sempat dimarahi oleh bude karena berteriak mengikuti suara adzan Magrib yang dikumandangkan melalui masjid di sekitar rumahnya. Menurut bude-nya, ia tidak boleh menirukan perlakuan ibadah agama lain, karena tidak dibenarkan dalam ajaran agama Katolik.

"Saya tidak tahu, saya dimarahi oleh bude karena mengikuti suara adzan tersebut," ujar Hendri seperti dikutip dalam buku Mengapa Kami Memilih Islam.

Pada usia enam tahun, ia memutuskan untuk ikut dengan kakak sepupunya ke Wates, Yogyakarta. Di Wates, ia kembali belajar agama Katolik dengan lingkungan sekitarnya hingga ia berusia 15 tahun. Namun, ia mendapat kabar yang menyedihkan tentang ayahnya. Ayahnya jatuh sakit hingga pada akhirnya meninggal sebelum dapat bertemu dengan Hendri. Hingga pada akhirnya ia memutuskan pindah ke Bogor untuk menghilangkan rasa duka atas kepergian ayahnya.

Di Bogor, ia tinggal sendiri dengan lingkungan yang lebih banyak dihuni oleh umat Muslim. Di antara kesedihan dan kebimbangannya, ia bertemu dengan seorang teman baru dan juga teman lamanya di Jogja dahulu yang kini menganut ajaran Kristen saksi Yehuwa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement