Rabu 19 Nov 2014 18:10 WIB

HBMI: Pembinaan Mualaf Belum Profesional

Rep: c83/ Red: Agung Sasongko
Komunitas Mualaf Ceter Indonesia mengadakan acara memungut sampah pada kegiatan car free day, di Bundaran HI, Ahad (16/11).
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Komunitas Mualaf Ceter Indonesia mengadakan acara memungut sampah pada kegiatan car free day, di Bundaran HI, Ahad (16/11).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA-- Ketua umum Himpunan Bina Mualaf Indonesia (HBMI), Syarif S. Tanudjaja mengatakan saat ini proses pembinaan mualaf masih berdiri sendiri dan belum profesional. Untuk itu diperlukan program pembinaan mualaf secara naisonal.

"Sekarang pembinaan masih berjalan sendiri-sendiri. Nah ini yang  mau kita adakan satu kesatuan bagaimana cara membina muallaf. Bagaimana kurikulmnya, dan bagaimana sertifikasi muallaf. Jadi penyatuan program pembinaan muallaf," ujar Syarif S. Tanudjaja kepada ROL, Rabu (19/11).

Menurutnya, proses pembinaan mualaf dapat dilakukan oleh siapa saja.  Tetapi tuntunan dan pedoman secara nasional harus ada dan jelas. Sedangkan untuk teknik pembinaan dapat disesuaikan dengan daerah dan wilayahnya masing-masing. 

Ia menilai, Pedoman pembinaan mualaf ini diperlukan agar lembaga pembina mualaf memiliki legal formal dan memudahkan saat akan berhubungan dengan lembaga pemerintah. Sehingga kegiatan yang direncakan dapat berjalan.

Ia menambahkan, Mualaf termasuk dalam asnaf yang menerima zakat. Untuk itu, kemitraan lembaga pembina muallaf dengan BAZNAS sangat diperlukan.  Hal ini agar BAZNAS dapat menyalurkan dan memperdayakan zakat ke tempat yang tepat. "Kalau sekarang kan muallaf datang satu, datang satu meminta sumbangan. Itu kan tidak efektif," katanya.

Ia juga mengatakan, point penting dalam pembahasan pedoman ini yakni definisi mualaf, keperluan mualaf, serta program pembinanan seperti kurikulum dan advokasi. Sehingga jika lembaga pembina mualaf sudah terintegrasi dengan pemerintah, BAZNAS dan LAZ maka akan memaksimalkan program pembinaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement