Kamis 19 Jul 2012 19:45 WIB

Jonathan Abdilla, Merasa Terhormat Jadi Muslim (2-habis)

Rep: Agung Sasongko/ Red: Chairul Akhmad
Mualaf (ilustrasi).
Foto: yhyqart.com
Mualaf (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Begitu frustasi, sehingga Jonathan terjebak dalam obat-obatan dan alkohol. Ia merasa tenang dengan mengkonsumsi kedua barang haram itu.

Namun, dalam hati, ia akan berhenti mengonsumsinya bila ada alasan kuat untuk itu. "Saya menjalani kehidupan itu selama beberapa tahun. Bahkan saya mulai menjadi pengedar," kenang dia.

Hanya beberapa tahun saja, Jonathan merasa kuat dengan kehidupan seperti itu. Ia mulai sadar untuk mencari penenang lain. Ia mulai berpikir tentang kematian, sembari memahami konsep ketiadaan.

Ketika mencoba merenungkan tujuan, pikiran Jonathan semakin kosong. Sampai satu malam, Jonathan berbaring di tempat tidur, menghadap langit. "Tuhan, jika kau nyata, dan kau ada, tolong bantu aku," kata dia.

Sekelebat ia mendengar tentang Islam. Sebuah agama, yang banyak dibicarakan selepas tragedi 9/11. Saat itu, Jonathan hanya mengetahui Islam adalah sebuah pulau di Timur Tengah. Ia pun mencari informasi tentang Islam. Lalu menyimpulkan bahwa Islam serupa dengan Buddha di mana agama ini memiliki ritual aneh.

Kerabat dan teman-temannya mulai membicarakan tentang Islam. Sebagian besar teman-temannya menganggap Islam adalah agama bodoh. Ia terkejut, ketika ada seorang Muslim membela agamanya dan menjelaskan tentang apa itu Islam.

Dari penjelasan itu, Jonathan bertanya-tanya, mengapa mereka begitu membela agamanya. Selanjutnya, ia menemukan bahwa Muslim percara Yesus adalah seorang Muslim. Yesus adalah Nabi dan Rasul Allah.

Sejak itu, ia membandingkan Islam dan Kristen. Ia berkonsultasi dengan neneknya soal isu kekristenan, dan berkonsultasi dengan temannya yang Muslim. Akhirnya, ia membaca Alquran dan Alkitab dan mencermati isi masing-masing kitab suci itu. "Saya merinding," ucapnya.

Dari apa yang ia baca, Jonathan memahami satu esensi yakni pandangan Islam tentang Yesus. Sang Mesiah adalah Muslim. Ia meminta bantuan Allah SWT agar terhindar dari kematian. Informasi ini, coba ia konfirmasikan kepada seorang Muslim. "Ternyata benar," kata dia.

Akhirnya, Jonathan mengucapkan dua kalimat syahadat. "Tidak mudah bagi saya dengan identitas baru. Saya berdoa kepada Allah agar menghabiskan sisa hidup saya sebagai Muslim. Segala puji hanya untuk Allah SWT dan Rasulullah Muhammad SAW," pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement