Kamis 21 Jun 2012 09:04 WIB

Joshua Evans: Injil Membimbingku pada Islam (3)

Rep: Devi Anggraini Oktavika/ Red: Heri Ruslan
Joshua Evans
Foto: youtube
Joshua Evans

REPUBLIKA.CO.ID, Baginya, tak perlu ada yang berdiri di antara dirinya dengan Tuhan. Ketika aku ingin meminta sesuatu dari-Nya, aku hanya perlu datang kepada-Nya,” kata Evans.

Ia mulai mencari agama, mempelajari Yahudi, Budha, Hindu, Thao, dan banyak lainnya. Dan setiap bertemu dengan pemeluk agama tertentu yang belum dipelajarinya, Evans selalu bertanya, “Apakah kamu punya sebuah kitab?”

Tak kunjung menemukan Tuhan, Evans menyerah dan marah. Menurutnya, Tuhan mempedulikannya. Sebagai pelampiasan, Evans mulai berpesta dan berteman alkohol, dua hal yang selalu dijauhinya.

Satu malam, pulang dari pesta, Evans selamat dari kecelakaan yang bisa saja merenggut nyawanya. Tiga bulan kemudian, ia kembali selamat dari peluru pistol yang ditodongkan padanya di sebuah mesin ATM. “Ucapan ibuku mulai membuatku berpikir, ‘Tuhan punya maksud di balik ini semua’.”

Sejauh itu, Evans tak mengenal Islam. Dan perkenalan pertamanya tak berlangsung baik. Saat melihat-lihat rak buku agama di kampusnya, Evans menemukan sebuah buku tentang Islam. Belakangan ia baru tahu bahwa buku itu hanya berisi propaganda negatif tentang Islam. “Ia menyebutkan banyak hal buruk, salah satunya adalah bahwa Islam membolehkan Muslim membunuh orang-orang non Muslim, kapanpun dan di manapun.”

Evans kembali bertemu Islam saat ia mengenal seorang Amerika-Afrika. Ketika Evans bertandang ke rumahnya, mereka berdebat tentang agama. Saat itulah Evans tahu bahwa ia berdiskusi dengan seorang Muslim. Diajaknya Evans ke masjid.

Di masjid, Evans mendengarkan khutbah Jumat yang berbicara tentang pengampunan Allah. “Belakangan aku tahu, segalanya sengaja dipersiapkan bagiku. Temanku telah memberitahu sang imam tentang kedatanganku,” ujarnya, disambut tawa orang-orang yang menyimak ceritanya.

Terlepas dari itu, Evans tertarik dengan materi khutbah yang baru didengarkannya. Dan saat menyaksikan para Muslim melakukan gerakan ruku’ dan sujud, Evans tak mampu menutupi kekagumannya. “Itu lebih dari berdoa. Itu adalah menyembah, penuhanan yang sesungguhnya,” kata Evans.

Setelah shalat Jumat usai, Evans menghampiri sang imam dan bertanya, “Apakah kalian (Muslim) mempunyai sebuah kitab?” (bersambung)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement