Rabu 22 Mar 2017 19:15 WIB

Jilbab Ciri Khas Muslimah

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Muslimah (ilustrasi)
Foto: Prayogi/Republika
Muslimah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam Alquran, Allah SWT memerintahkan umat Islam, khususnya para wanita untuk menjaga diri dan kehormatannya, terutama dari pandangan orang-orang yang senantiasa berbuat kerusakan.

Dalam surah An-Nuur ayat 31 ditegaskan, ''Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) tampak dari padanya. Dan, hendaklah mereka menutupkan kain kudung sampai ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.''

Demikian juga, ayat sebelumnya (30) yang memerintahkan pada laki-laki yang beriman untuk menjaga pandangan dan kemaluannya demi kesucian diri mereka sendiri.

Pada masa awal Islam, perintah berjilbab hanya ditujukan pada wanita-wanita merdeka untuk menutup seluruh auratnya dari gangguan orang fasik. Dan, jilbab menjadi identitas wanita merdeka dan hamba sahaya.

Namun, setelah datangnya Islam, perintah berjilbab ditujukan pada seluruh muslimah untuk menjaga kehormatan diri mereka. Pada surah Al-Ahzab ayat 59 disebutkan, ''Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang Mukmin. Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.''

Hal ini menunjukkan bahwa dengan menutup seluruh auratnya (kecuali muka dan kedua telapak tangannya), wanita-wanita itu tidak akan diganggu.

Sayangnya, kendati perintah ini wajib, tak semua perempuan menutupi dan menjaga kehormatan dirinya. Banyak di antara mereka yang senang dengan keterbukaan, memakai rok mini, baju transparan, dan bahkan dengan belahan dada yang sangat rendah. Tak heran bila kemudian terjadi pelecehan seksual pada mereka. Padahal, dalam ayat 59 surah Al-Ahzab sudah ditegaskan, mereka yang berjilbab akan senantiasa nyaman dan tidak diganggu oleh orang-orang fasik.

Banyak alasan yang sering dikemukakan oleh para wanita yang enggan berjilbab. Ribet, panas, tampak lebih tua, dan lain sebagainya. Padahal, perintah berjilbab justru untuk menjaga kemuliaan dan kehormatan diri mereka. Sebagaimana diungkapkan Rasulullah SAW, setiap agama punya akhlak dan akhlak Islam adalah malu. Bila mereka sudah tidak punya rasa malu, mereka akan berlaku sekehendak hatinya. Ini menunjukkan betapa pentingnya bagi seorang wanita untuk menutupi seluruh auratnya.

Alasan lain yang sering diungkapkan pula, adanya aturan yang melarang mereka saat bekerja. Bahkan, hal ini terjadi di berbagai belahan dunia. Ketika ada wanita Muslim yang berjilbab, acapkali diri mereka kesulitan dalam melakukan pekerjaan. Tak terkecuali di Indonesia. Belum lama ini, sebuah rumah sakit di Bekasi, melarang pegawainya menggunakan jilbab. Demi mempertahankan kehormatan dirinya, sang pegawai pun rela meninggalkan pekerjaannya.

Simpati pun berdatangan. Banyak pihak yang mengecam kebijakan manajemen rumah sakit tersebut. Apalagi, di negara yang mayoritas Muslim ini. Banyak contoh wanita yang berjilbab sukses dan mendapatkan kemuliaan, karena sikapnya yang tegas dan berani untuk melaksanakan perintah agama.

Olga, misalnya, salah seorang wanita Muslim asal Ukraina, berhasil meraih juara ketiga dalam kontes busana. Kendati awalnya merasa ragu, akhirnya usahanya berhasil, bahkan model busana Muslimah yang dikenakannya mendapat apresiasi dari dewan juri. Inilah salah satu fakta bahwa berjilbab tak menghalangi karier seseorang dalam meraih kesuksesan.

''Olga menjadi model bagi pribadi Muslim yang percaya diri, pribadi yang mampu berdiri sejajar dengan non-Muslim. Pribadi yang mampu meyakinkan bahwa Islam adalah agama yang tidak perlu ditakuti lagi, sebagaimana sebagian orang di Barat melihatnya demikian. Bahkan, Islam adalah agama yang moderat, memudahkan, yang mencakup seluruh segi kehidupan. Dan, keberhasilan Olga ini menjadi bukti bahwa apa yang dibawa Islam memberi dampak positif dan bermanfaat bagi setiap tempat dan segala waktu,'' kata Ketua Federasi Organisasi-organisasi Sosial (Arraid) di Ukraina, Ismail al-Kadi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement