Senin 10 Oct 2016 16:37 WIB

Jangan Sampai Industri Halal Indonesia Tertinggal

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agung Sasongko
Pengunjung melihat-lihat paket wisata halal di salah satu stand pameran Garuda Indonesia Travel Fair, di Trans Studio Mall, Jl Gatot Subroto, Kota Bandung, Jumat (7/10).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Pengunjung melihat-lihat paket wisata halal di salah satu stand pameran Garuda Indonesia Travel Fair, di Trans Studio Mall, Jl Gatot Subroto, Kota Bandung, Jumat (7/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri halal dunia tengah bergeliat. Tentunya, Indonesia harus menjadi pemain utama.

Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center, Sapta Nirwandar, mengatakan Indonesia sudah harus memulai langkah-langkah cepat guna mengembangkan industri halal di dalam negeri. Perkembangan industri halal dunia terbilang sangat cepat dan jangan sampai Indonesia tertinggal dari negara lain.

"Pertama kita inventaris produk-produk halal di Indonesia, tapi, masyarakat harus terlebih dulu diberikan edukasi untuk pengembangan industri halal tersebut," kata Sapta kepada republika.co.id, Senin (10/10).

Saat ini, katanya,  masih banyak produk-produk baik dari barang dan jasa seperti restoran dan hotel, yang belum memiliki label atau sertifikasi halal. Padahal, label atau sertifikasi itu dibutuhkan produk-produk dalam negeri untuk menguatkan sektor-sektor industri halal yang ada.

Sapta melihat, para pemilik restoran dan hotel di Indonesia masih berpikir kalau memiliki label halal akan membuat konsumen yang mereka miliki berkurang. Kesalahan berpikir itu perlu diluruskan. Karena label halal yang ada, justru akan meningkatkan konsumen karena bisa menjangkau semua orang.

Karenanya, edukasi menjadi salah satu langkah yang harus dilakukan kepada masyarakat luas sehingga pemahaman akan industri halal itu dimiliki semua orang. Menurut Sapta, pengetatan aturan yang dilakukan tanpa edukasi cuma akan menimbulkan reaksi yang kurang simpatik.

"Harus diberikan edukasi terlebih dulu biar orang tidak lagi berpikir halal itu menakutkan, tidak lagi ada phobia terhadap halal," ujar Sapta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement