Kamis 08 Mar 2018 18:30 WIB

Masjid Al-Azhar Kembali Dibuka Setelah Restorasi

Restorasi Al-Azhar dibantu dana hibah dari Raja Saudi Salman bin Abdel-Aziz.

Rep: Lida Puspaningtyas / Red: Andi Nur Aminah
Masjid Al Azhar, Kairo, Mesir
Foto: memphistours
Masjid Al Azhar, Kairo, Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Masjid Al-Azhar University kembali dibuka setelah restorasi bertahun-tahun. Tempat bersejarah di pusat Kota Kairo itu kembali menyambut jamaah, mahasiswa dan pengunjung.

Masjid diresmikan kembali saat kunjungan Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman. Ia berdiri di samping Presiden Abdel Fattah el-Sisi dan menyaksikan kemegahan terbaru masjid dari abad ke-10 tersebut.

Restorasi Al-Azhar dibantu dana hibah dari Raja Saudi Salman bin Abdel-Aziz. Ia memerintahkan restorasi masjid sebelum ia meninggal. Selain masjid, sejumlah fakultas di universitas ikut diperbaiki dan dibuat terintegrasi dengan asrama mahasiswa.

Masjid ini terletak di area padat penduduk Kairo. Dulu, dinding-dindingnya usang dilalap polusi udara, kelembaban tinggi hingga memburuknya sistem operasional. Sistem pembuangan tidak berfungsi semaksimal sedia kala karena gempa 1992.

Dilansir Ahram, restorasi masjid menggunakan metode saintifik termutakhir. Setiap upaya perbaikan memastikan arsitektur masjid tidak berubah.

Direktur Historic Cairo Development Project, Mohamed Abdel-Aziz mengatakan tujuan restorasi ini adalah untuk memperkuat pondasi bangunan dan melindunginya dari kerusakan di masa depan. "Ini bisa dicapai dengan sistem tumpukan mikro," kata dia pada Al-Ahram Weekly, Rabu (7/3).

Pondasi, dinding hingga batu-batuan yang telah lapuk diganti. Jika masih bisa diperbaiki, maka ia dibersihkan.

Restorasi termasuk memperkuat desain arsitektur, atap kayu, lukisan, ukiran, hiasan logam halus dan jendela. Makam, lima menara dan tujuh kubah juga ikut dipugar. Area diperluas dan dibuat terintegrasi ke area perumahan siswa.

Pekerjaan tersebut melibatkan transformasi dan modernisasi sistem pencahayaan, toilet, sistem drainase, ventilasi dan suara. Semuanya disesuaikan dengan standar internasional terbaru mirip seperti yang diterapkan di Masjidil Haram di Mekah.

Meski demikian, ia masih mempertimbangkan sifat historis dari Al-Azhar. "Semua langkah dilakukan di bawah pengawasan Kementerian Barang Antik untuk mendokumentasikan restorasi tersebut," kata Abdel-Aziz.

Kementerian telah menyediakan gambar dan dokumen restorasi masjid pada tahun 1998 dan 2011 sebagai referensi untuk tim pemulihan. "Masjid sekarang berdiri dengan bangga seperti pada masa jayanya," kata Abdel-Aziz.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement