Selasa 05 Dec 2017 04:27 WIB

Benarkah Ratu Elizabeth II Keturunan Nabi Muhammad SAW?

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Muhammad Subarkah
Duchess Cambridge Kate Middleton dan Presiden Cina Xi Jinping mendengarkan sambutan Ratu Elizabeth II dalam jamuan makan kenegaraan di Ballroom, Buckingham Palace, London di hari pertama kunjungan Xi ke Inggris, Selasa, 20 Oktober 2015.
Foto:
Istana Kordoba di Spanyol.

Kekhalifahan Umayyah merupakan khalifah Arab yang didirikan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Khalifah tersebut memiliki kekuatan yang sangat besar dimana puncaknya mereka memerintah di lebih dari 15 juta kilometer persegi dari Kaukasus (Eurasia) ke Semenanjung Iberia (Muslim Spanyol, Portugal, Andorra dan Gibraltar). Saat itu merupakan kerajaan terbesar kelima dalam sejarah, dimana mereka mengatur sekitar 62 juta orang atau 29 persen populasi dunia.

Ibukota Iberia Muslim atau Andalusia yang berjaya pada tahun 756 hingga 929 saat ini adalah Cordoba di Spanyol. Cordoba menjadi pusat budaya dan intelektual bagi umat Islam, Kristen, dan Yahudi, dimana kemajuan dalam bidang sains, sejarah, geografi, astronomi dan matematika terjadi di sana. Bukanlah hal biasa terjadi dalam periode ini untuk perkawinan antaragama antara Muslim, Kristen, dan Yahudi.

Jatuhnya kekhalifahan Umayyah terjadi setelah Revolusi Abbasiyah antara tahun 661 hingga 750. Abbasiyah adalah sebuah dinasti yang dibentuk oleh Abu al-Qasim Muhammad ibn Abbad, yang diklaim sejarawan sebagai keturunan langsung Nabi Muhammad SAW melalui anak perempuan nabi, Fatimah.

Melalui garis keturunan Al-Qasim inilah sejarawan percaya bahwa Ratu Elizabeth memiliki darah nabi sebagai latar belakangnya. Al-Qasim menjadi penguasa Sevilla, sebuah wilayah muslim Spanyol dan memerintah hingga wafat pada tahun 1042. Setelah itu, cucunya Muhammad Al-Mu'tamid menguasai Cordoba pada 1071. Dia menjadi pemimpin terakhir Abbasiyah.

Pada tahun 1091, kerajaan Abbasiyah jatuh ke tangan dinasti Almoravid, sebuah dinasti kekaisaran Berber dari Morrocco. Berber adalah kelompok etnis yang berasal dari Afrika Utara.

Al-Qasim memiliki seorang putri bernama Zaida. Dia menjadi pengungsi Muslim yang melarikan diri ke istana Raja Alfonso VI, Raja Spanyol Leon, Castille dan Galicia, selama serangan yang terjadi oleh Almoravid pada kerajaan Abbasiyah.

Kemudian Zaida masuk agama Katolik Roma dan menikah dengan Raja Alfonso VI. Dia berganti nama menjadi Isabella setelah dia dibaptis. Dari pernikahannya, mereka memiliki tiga anak yang akhirnya memiliki lebih banyak keturunan.

Dua abad kemudian, pada 1352, keturunan Raja Alfonso dan Zaida, Maria de Padilla memiliki anak dengan Raja Peter dari Castille. Keduanya memiliki empat anak, dua diantaranya menikah dengan putra Raja Edward III dari Inggris.

Generasi setelahnya, Ratu Elizabeth lahir dan memiliki royalti penuh atas pencampuran keturunan dari peradaban Barat dan Timur.

sumber : observer
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement