REPUBLIKA.CO.ID, Saat Islam Spanyol berjaya pada abad pertengahan, di Zaragoza terdapat sebuah pelabuhan yang terletak di pinggir Sungai Ebro, sebelah barat Barcelona. Pelabuhan ini telah dibuka oleh umat Islam pada 712-1146 M. Kemudian, pelabuhan ini pernah menjadi pusat pemerintahan kerajaan Islam Andalusia, kerajaan Bani Tajib (276-431H atau 899-1039 M), dan kerajaan Bani Hud (431-540 h atau 1039-1146 M).
Dikutip dari buku 'Khazanah Peradaban Islam' karya Tata Septayuda Purnama, di kota ini lahir seorang intelektual Muslim terkenal bernama Ibnu Bajjah (1082-1138) terlahir dengan nama lenkap Abu Bakr Muhammad bin Yahya As-Sa’igh. Ibnu Bajjah menjadi ahli matematika, fisika, astronomi, kedokteran, filsafat, penyair, dan piawai dalam bermain musik gambus dari golongan Murabithun.
“Ia juga seorang penghafal Alquran sekaligus politikus ulung. Berkat kepiawaiannya dalam politik semasa kepemimpinan Abu Bakr Ibrahim, diangkat menteri di Zaragoza,” kata Tata dalam buku tersebut.
Karyanya yang terkenal adalah Ibnu Bajjah adalah An-Nafs (jiwa) yang menguraikan tentang keadaan jiwa. Dalam karya tersebut terlihat ia terpengaruh oleh filsafat Aristoteles, Galenos, Al Farabi, dan Ar Razi. Dalam usia 56 tahun, dirinya meninggal karena diracun. Hasil karyanya banyak yang dimusnahkan, tetapi ajaran-ajaran dan pemikirannya banyaj mempengaruhi para ilmuwan berikutnya di tanah Andalusia.