Rabu 18 Oct 2017 17:30 WIB

Pembakaran Masjid, ICMI: Tokoh Harus Redakan Ketegangan

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Ketua Umum ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) Jimly Asshidddiqie sedang menyampaikan konferense persnya di Jaakrta, Rabu (18/10).
Foto: Republika/Darmawan
Ketua Umum ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) Jimly Asshidddiqie sedang menyampaikan konferense persnya di Jaakrta, Rabu (18/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Balai Pengajian dan tiang awal pembangunan masjid Masjid At Taqwa Muhammadiyah dibakar oleh sekolompok massa di Desa Sangso, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen, Selasa (17/10) sekitar pukul 20.00 WIB. Ketua Umum ICMI Prof Jimly Asshiddiqie mengatakan, pembakaran masjid tersebut merupakan fenomena yang perlu diperhatikan.

Menurut dia, para tokoh harus meredakan segala potensi ketegangan yang ada. "Ini juga fenomena yang penting harus diperhatikan maka penting tokoh pemimpin itu meredakan setiap potensi ketegangan. Itu penting," ujarnya kepada wartawan di Kantor ICMI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (18/10).

Jimly mengatakan, para tokoh pemimpin bukan malah menpertontonkan konflik yang ada. Karena, menurut dia, masyarakat awam yang ada di bawah pasti akan ikut berkonflik jika pemimpinnya berkonflik. "Jadi jangan mempertontongan konflik terus. Jadi orang di bawah ikut-ikut," ucapnya.

Dikatakan Jimly, segala potensi konflik yang dulunya sudah meredam akhir-akhir ini juga kembali muncul kepermukaan. Bahkan, kata dia, antara Muhammadiyah dan NU yang sudah lama rukun kini kembali menjadi masalah.

 

"Jadi ini karena potensi konflik tidak dikelola. Makanya saya berharap kemarin saat dialog itu kita mengimbau supaya hubungan antar umat bergama diperbaiki dan dimulai dari tokoh-tokoh," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement