Senin 02 Mar 2015 17:14 WIB

Interaksi Jin-Manusia Bukanlah Mitos (1)

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Indah Wulandari
Penggembala beristirahat di area dekat makam Nabi Sulaiman, Plain of Mizpah
Foto: www.loc.gov
Penggembala beristirahat di area dekat makam Nabi Sulaiman, Plain of Mizpah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menurut ajaran Islam, keberadaan makhluk halus bernama jin bukanlah mitos atau isapan jempol belaka. Dalam Alquran sendiri telah ditegaskan, jin sengaja diciptakan Allah SWT untuk mengabdi kepada-Nya, sama halnya dengan manusia.

Beberapa literatur Islam pun mengungkapkan adanya interaksi antara jin dan manusia. Seperti yang terjadi pada zaman Nabi Sulaiman AS misalnya, bangsa jin dikisahkan ikut memperkuat Kerajaan Bani Israil yang ketika itu dipimpin oleh putra Daud AS tersebut.

Ummu Abdillah al-Buthaniyah dalam buku Kisah Raja yang Adil, Nabi Sulaiman menuturkan, di antara pasukan Nabi Sulaiman AS terdapat golongan jin yang bernama Ifrit. Dia sangat cerdik dan kuat.

Karena kuatnya, dia memiliki kemampuan untuk memindahkan singgasana Ratu Balqis dari negeri Saba—yang berjarak ribuan kilometer dari Yerusalem—ke hadapan Nabi Sulaiman dalam sekejap mata.

 

Sementara, ulama al-Suyuti memberikan gambaran tentang peranan bangsa jin dalam pembangunan Baitul Maqdis di Yerusalem. Awalnya, kata dia, Allah menyuruh Sulaiman untuk membangun kembali Masjid al-Aqsa.

Raja Bani Israil itu lantas mengumpulkan semua orang yang paling bijaksana di Yerusalem, termasuk Ifrit, untuk merancang rumah Allah tersebut. Di antara jin yang menjadi anak buah Nabi Sulaiman itu ada yang kebagian tugas memotong kayu balok, memasang tiang, dan menambang marmer untuk melapisi lantai bangunan.

Selain itu, ada pula jin yang disuruh menyelami lautan dalam untuk mengambil mutiara dan terumbu karang yang digunakan sebagai bahan dekorasi Baitul Maqdis. Pada zaman Rasulullah SAW, jin kadangkala memperlihatkan wujudnya kepada manusia dalam bentuk binatang seperti ular.

Pada salah satu riwayat disebutkan, ular yang muncul di dalam rumah kaum Muslimin berkemungkinan adalah jin yang telah memeluk Islam. Oleh karenanya, Nabi SAW melarang umatnya membunuh ular tersebut, sebelum mengucapkan nama Allah SWT sebanyak tiga kali sebagai peringatan dan perlindungan.

“Jika ular itu masih tidak mau juga meninggalkan rumah, maka itu adalah setan dan karenanya harus dibunuh,” tutur ulama Islam dari Universitas Yordania, Dr Umar Sulaiman al-Ashqar, dalam bukunya The World of Jinn and Devils (Dunia Jin dan Setan).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement